BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang
Salah
satu wilayah pesisir yang paling rawan mendapatkan beban pencemar yang
bersumber dari daratan adalah daerah estuaria. Estuaria merupakan badan air
tempat terjadinya percampuran massa air laut yang dipengaruhi oleh pasang surut
dengan air tawar yang berasal dari daratan. Estuari yang berasal dari bahasa
Latin aestus, berarti pasang-surut (ODUM 1971). Wilayah estuaria merupakan
pesisir semi tertutup (semi-enclosed coastal) dengan badan air mempunyai
hubungan bebas dengan laut terbuka (open sea) dan kadar air laut terlarut dalam
air tawar dari sungai. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya air payau
dengan salinitas yang meningkat kearah mulut sungai. Pada musim kemarau volume
air sungai berkurang dan air laut dapat masuk sampai ke arah hulu sehingga
salinitas di wilayah estuaria meningkat, sebaliknya pada musim penghujan volume
air tawar dari sungai sangat besar dan mengalir ke wilayah estuaria sehingga
salinitas menjadi rendah dan salinitas berkisar antara 5 – 16,5 ‰.
Wilayah ini meliputi muara sungai
dan delta-delta besar, hutan mangrove dekat estuaria dan hamparan lumpur dan
pasir yang luas. Adanya aliran air tawar yang terjadi terus menerus dari hulu
sungai dan adanya proses gerakan air akibat arus pasang surut yang mengangkut
mineral-mineral, bahan organik dan sedimen merupakan bahan dasar yang dapat
menunjang produktifitas perairan di wilayah estuaria yang melebihi
produktifitas laut lepas den perairan air tawar. Muara sungai, teluk-teluk di
daerah pesisir, rawa pasang-surut dan badan air yang terpisah dari laut oleh
pantai penghalang (barrier beach), merupakan contoh dari sistem perairan
estuari. Estuari dapat dianggap sebagai zona transisi (ekoton) antara habitat
laut dan perairan tawar, namun beberapa sifat fisis dan biologis pentingnya
tidak memperlihatkan karakteristik peralihan, lebih cenderung terlihat sebagai
suatu karakteristik perairan yang khas (unik).
Menurut UU Nomor 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil dan Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor PER 16/MEN/2008 pasal 1 menyatakan bahwa wilayah
pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi
oleh perubahan di darat dan laut. Menurut undang-undang ini perairan pesisir
adalah laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan sejauh 12 (dua
belas) mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai
dan pulau-pulau, estuaria, teluk, perairan dangkal, rawa, payau dan laguna.
1.2 TujuanPenulisan
Tujuandaripenulisanmakalainiadalah
1.
Menganalisismasalah yang terjadi di daerahestuari
2.
Pengelolaandaerahestuari
3.
Undang-undang yang mengaturpengelolaanwilayahestuari
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Kondisiwilayahestuari
Penggunaan dan
pelanggaran atas zona estuari oleh aktifitas manusia saat ini telah mencapaitingkat
yang sangat kritis, sehingga amatlah penting untuk lebih memasyarakatkanpemahaman
tentang kekhususan dan fungsi dari perairan ini. Karena apabila kecen-derunganperusakan
estuari ini tidak segera dikendalikan atau
dikelola secara cermat dan bijaksana, dikhawatirkan pemanfaatan sumberdaya dan
jasa-jasa lingkungan estuari tidak akan berlangsung secara berkelanjutan.
BEBERAPA KARAKTERISTIK RENTING ESTUARI SEBAGAI
SUATU SISTEM
Estuari merupakan bentukan badan air yang
sangat khas baik dilihat dari segi morfologi, fisis maupun sebagai suatu sistem
secara keseluruhan. Secara geomorfologi estuari terbagai menjadi 4 macam
(PRITCHARD 1967), sebagai berikut :
1. Estuari yang berupa rataan tergenang (Drowned
river valley).
Biasanya banyak terbentuk di sepanjang pantai
yang memiliki rataan pantai yang dangkal dan lebar. Pada musim penghujan, air
dari sungai mehgangkut sejumlah besar sedimen ke arah estuari. Sedangkan pada
musim kemarau aliran dari laut mendominasi lingkungan estuari, karena debit air
dari sungai sangat rendah.
2. Estuari bertipe fyord.
Tipe estuari ini biasanya terbentuk di
perairan dalam. Morfologi dasar perairan estuari ini biasanya berbentuk huruf
U. Kurun sejarah pembentukannya diperkirakan dimulai pada jaman es (glasial
period), sehingga dapat digolongkan sebagai bentukan geologis berumur tua.
3. Estuari
dengan pasir penghalang (bar-built estuaries).
Merupakan cekungan dangkal yang sebagian dasar
perairannya akan muncul pada saat surut. Perairan ini dapat dikatagorikan sebagai
perairan semi tertutup, dengan adanya gundukan pasir penghalang (bars) atau
pulau-pulau penghalang(barrier islands). Bentukan penghalang tersebut
terputus-putus oleh saluran-saluran kecil (inlet) yang berhubungan langsung
dengan laut lepas. Pada kasus-kasus tertentu tumpukan pasir tersebut diendapkan
di laut, pada kasus lain tumpukan pasir penghalang tersebut merupakan bekas
bentukan bukit-bukit pasir yang berubah karena terisolasi oleh penaikan permukaan
laut secara bertahap
4. Estuari yang terbentuk oleh proses vulkanik
Tipe estuari ini terbentuk dari lekukan garis
pantai (pesisir), dimana lekukan tersebut terbentuk karena terjadinya patahan
geologis atau oleh penurunan muka bumi secara lokal, proses tersebut biasanya
diikuti dengan pemasukan air tawar yang besar.
Pengklasifikasian tipe estuari lain, yang juga
merupakan hasil observasi PRITCHARD (dalam ODUM 1971) adalah berdasarkan
perbedaan profil hidrografik. Perbedaan ini disebabkan oleh terdapatnya aliran
yang berasal dari laut dan darat (sungai) seperti terlihat pada Gambar 1. Kedua
aliran tersebut akan menampakkan dominasi yang berlainan karena terdapatnya
perbedaan faktor fisik dan fisis pada setiap lingkungan estuari. Dimana
perbedaan dominasi tersebut akan menimbulkan perbedaan pada profil hidrologis
perairan, seperti dalam pembagian berikut :
a.
Profil
hidrografis berlapis (Highly stratified).
Profil perairan ini disebabkan karena
terdapatnya dominasi aliran sungai dibandingkan dengan pasang-surut,
sebagaimana yang biasa terjadi di muara sungai
besar. Masa air tawar yang besar cenderung terapung di atas air laut yang
memiliki berat jenis yang lebih tinggi, sehingga terbentuk bidang pemisah di
antar kedua lapisan tesebut (wedge) yang melintang di sepanjang dasar perairan.
Tipe pelapisan hidrografis ini akan memperlihatkan sifat holoklin (holocline)
pada salinitasnya, yaitu terdapatnya zona perubahan yang tajam pada salinitas
air permukaan dan air dasar di perairan estuari tersebut.
b.
Profit
hidrografis teraduk sebagian (Partially mixed).
Pada profil seperti ini, input air tawar dan
pasang-surut lebih seimbang pengaruhnya. Media pengadukkan yang bekerja secara
dominan pada tipe perairan ini adalah efek pasang-surut yang berlangsung secara
periodik. Profil salinitas secara vertikal lebih tergradasi karena terdapatnya
pengadukan secara vertikal yang kemudian membentuk pola pelapisan yang kompleks
pada masa air (gambar 2).
c.
Profil
hidrografis tercampur sempurna (Vertically homogenous estuary).
Tipe estuari ini didominasi oleh efek
pasang-surut yang kuat. Air cenderung teraduk dengan sangat baik mulai dan
permukaan hingga dasar perairan. Kandungan salinitas relatif tinggi, hampir
mendekati salinitas air laut. Variasi utama yang terjadi pada tipe estuari ini
lebih banyak terdapat secara horizontal dan pada secara vertikal. Estuari yang
memiliki pasir penghalang (bar-built estuary) atau estuari yang tidak memiliki
sungai besar merupakan contoh dan tipe perairan ini.
Sebagai suatu sistem, estuari merupakan satu
kesatuan yang sangat kompleks. Berdasarkan pada bentuk, kedalaman dan sebaran
airiaut serta berbagai material lain ke seluruh sistem, maka estuari dapat
dibagi menjadi 4 subsistem (Gambar 3) sebagai berikut :
1) Subsistem laut (Marin).
Subsistem ini terletak tepat di mulut sungai
yang langsung berhubungan dengan laut. Pada zona yang didominasi oleh pengaruh
laut ini, selalu terjadi percampuran biota yang berasal dari lingkungan laut
menuju estuari dan sebaliknya. Saluran utama berfungsi sebagai gerbang keluar /
masuk bagi berbagai jenis ikan dan invertebrata bertaxa tinggi. Biota-biota
tersebut memanfaatkan kekayaan nutrien di daerah estuari ini untuk
melangsungkan pertumbuhannya yang melalui beberapa fase tersebut. Namun
demikian ada pula beberapa estuari yang lebih didominasi oleh komponen air
laut, akibat kurangnya aliran air tawar.Kelp dan algae dari jenis lain,
biasanya menutupi substrat batu dan membentuk mikrohabitat. Invertebrata bentik
yang terdapat di lingkungan ini dapat merupakan jenis marin atau jenis estuari.
2) Subsistem teluk ( Bay )
Daerah
ini dicirikan dengan adanya hamparan rataan lumpur yang tampak ke permukaan
pada saat surut, dan tergenang oleh campuran air tawar dan air laut pada saat
pasang. Rataan ini tidak hanya terdiri dari lumpur, tapi juga butiran pasir
yang terbawa oleh aliran sungai. Butiran pasir yang berasal dari komponen
daratan ini diendapkan di teluk bagian atas (bagian rataan yang dangkal)dan
sepanjang pinggiran saluran utama (main channel). Partikel yang lebih halus
seperti lempung dan lanau, terhanyutkan hingga mencapai tepian rataan di dekat
rawa pasang-surut. Pasir yang berasal dan laut dapat juga terbawa masuk ke
dalam lingkungan perairan ini hingga beberapa kilometer ke arah sungai, yaitu
pada saat terjadi air pasang yang berenergi tinggi.
Air dengan kekayaan
nutrien tinggi menggenangi daerah ini dua kali sehari. Air tersebut merupakan
media yang ideal bagi fitoplankton untuk dapat menangkap sinar matahari. hasil
asimilasi inilah yang merupakan suplai energi secara berkesinam-bungan bagi rantai
makanan biologis di lingkungan estuari ini. Energi matahari merupakan pemacu
metabolisma kolektif dari keseluruhan perairan estuari ini.
3) Rawa - rawa ( Slough )
Rawa-rawa ini merupakan percabangan kecil yang
menghubungkan teluk dengan saluran utama dari sungai. Input air tawar di
lingkungan ini biasanya sedikit. Pengaruh pasang-surut di lingkungan ini tidak
sebesar bagian lain dari estuari yang lebih dekat dengan laut. Umumnya
rawa-rawa ini terdiri dari saluran yang berkelok yang menerobos rataan lumpur
hingga mencapai bagian teluk utama. Saluran kecil inilah yang membawa air
pasang hingga ke rawa pasang-surut (marsh) dan bagian ujung dari hutan pantai
di daerah tersebut.
4) Sungai ( Riverine )
Subsistem ini terletak di daerah masuknya air
tawar dari gunung menuju lingkungan estuari. Sebagian besar dari subsistem ini
berbentuk menyudut dan biasa disebut saluran sungai yang terpengaruh
pasang-surut. Salinitas sepanjang tahun di lingkungan ini rendah, malah
sebagian dari subsistem ini seluruhnya terdiri dari air tawar.
2.2 Sirkulasi Estuaria
Perbedaan salinitas di wilayah estuaria
mengakibatkan terjadinya proses pergerakan masa air. Air asin yang memiliki
masa jenis lebih besar dari pada air tawar, menyebabkan air asin di muara yang
berada di lapisan dasar dan mendorong air tawar menuju laut. Sistem sirkulasi
dalam estuaria yang demikian inilah, yang mengilhami proses terjadinya
up-welling. Proses pergerakan antara masa air laut dan air tawar ini
menyebabkan terjadinya stratifikasi yang kemudian mendasarnya tipe-tipe
estuaria, yaitu : a). Estuaria berstratifikasi sempurna atau estuaria baji garam (salt wedge
estuary), jika aliran sungai lebih besar dari pada pasang surut sehingga
mendominasi sirkulasi estuaria; b). Estuaria berstratifikasi
sebagian atau parsial
(moderately stratified estuary), jika aliran sungai berkurang, dan arus pasang
surut lebih dominan maka akan terjadi percampuran antara sebagian lapisan masa
air; c). Estuaria bercampur sempurna atau estuaria homogen vertikal
(well-mixed estuaries), jika aliran sungai kecil atau tidak ada sama sekali,
dan arus serta pasang surut besar, maka perairan menjadi tercampur hampir
keseluruhan dari atas sampai dasar.
2.3 Biota dan Produktifitas
Komunitas estuari
membentuk komposisi yang unik berupa percampuran jenis endemik (Jenis yang
hidup terbatas di lingkungan estuari), jenis yang berasal dari ekosistem laut
dan sebagian kecil jenis biota yang dapat masuk/keluar dari lingkungan air
tawar, yaitu biota yang memiliki kemampuan osmoregulator yang baik. Gambar 4
memperlihatkan contoh variasi komunitas biota di perairan estuari berdasarkan
zonasi kedalaman air.
Sumber protein dari
laut (seafood) merupakan contoh populasi yang baik dari percampuran jenis
endemik dan jenis perairan laut. Contoh dari jenis-jenis tersebut adalah kerapu
dari jenis Cynoscion nubulosus, sedangkan ikan dari jenis Brevootia
sp di jumpai hidup di perairan estuari hanya pada stadium awal. Demikian
juga dengan kebanyakan jenis-jenis komersial seperti tiram dan kepiting yang
merupakan jenis utama lingkungan ini. beberapa jenis komersial penting dari
berbagai jenis udang hidup di laut lepas pada stadium dewasa, dan melewati
stadium awal hidupnya di lingkungan estuari. Daur hidup seperti ini sangat umum
dijumpai pada biota nekton di daerah pesisir, dimana estuari digunakan sebagai
lahan asuhan. kecenderungan tersebut diduga karena pada stadium larva,
biota-biota memerlukan perlindungan dan persediaan makanan yang baik.
Ketergantungan dari sejumlah besar ikan yang memiliki nilai komersial tinggi di
lingkungan estuari, merupakan salah satu sebab ekonomis yang utama dalam
pelaksanaan preservasi habitat ini.
Lahan asuhan paling
produktif dan paling penting adalah daerah pasang - surut dan zona perairan
dangkal yang biasanya juga merupakan daerah pertama penanggung beban akibat
pembangunan (modifikasi hasil aktifitas manusia).
Pada umumnya komponen
organisme meroplanktonik (plankton temporal) mendominasi perairan estuari
dibandingkan dengan organisme holoplanktonik (permanen plankton). Kecenderungan
tersebut dapat dilihat dari keragaman jenis organisme meroplankton yang lebih
tinggi, hal ini menunjukkan tingginya keragaman habitat biota bentiknya. Ikan
belanak merupakan jenis konsumen yang banyak dijumpai di lingkungan estuari di
seluruh dunia, karena tingkat fleksibilitas dalam prilaku makannya yang tinggi.
Dimana jenis tersebut mampu untuk mendapatkan makanan pada berbagai tingkat
tropik dalam rantai makanan (ODUM dalam ODUM 1971).Salah
satu bagian wilayah pesisir yang memiliki tingkat kesuburan cukup tinggi adalah
estuaria (muara sungai). Daerah ini merupakan ekosistem produktif yang setara
dengan hutan hujan tropik dan terumbu karang, karena perannya adalah sebagai
sumber zat hara, memiliki komposisi tumbuhan yang beragam sehingga proses
fotosintesis dapat berlangsung sepanjang tahun, serta sebagai tempat terjadinya
fluktuasi permukaan air akibat aksi pasang surut. Kondisi ekosistem yang
produktif ini kemudian menjadikannya sebagai salah satu wilayah yang memiliki
tingkat produktifitas tinggi. Produktifitas merupakan suatu proses produksi
yang menghasilkan bahan organik yang meliputi produktifftas primer ataupun
sekunder. Produktifitas primer pada wilayah estuaria dapat di artikan sebagai
banyaknya energi yang diikat atau tersimpan dalam aktifltas fotosintesis dari
organisme produser, terutama tanaman yang berklorofil dalam bentuk-bentuk
substansi organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Produktifftas ini
dilakukan oleh organisme ‘outotroph’ seperti juga semua tumbuhan hijau
mengkonversi energi cahaya ke dalam energi biologi dengan fiksasi
karbondioksida, memisahkan molekuler air dan memproduksi karbohidrat dan
oksigen.
Lingkungan estuari
termasuk dalam kategori ekosistem produktif alamiah (Natu-rally productive
ecosystem) yang setara dengan tingkat produktifitas hutan hujan primer dan
terumbu karang. Secara garis besar tingginya produktifitas lingkungan estuari
dapat dirinci sebagai berikut:
A.
Estuari
sebagai perangkap nutrien (Nutrient trap)Keadaan ini dimungkinkan dengan sistem pengayaan sendiri
secara cepat di lingkungan ini. Sistem tersebut setara dengan sistem terumbu
karang, dan fenomena tersebut terjadi karena beberapa faktor berikut ini :
1.
Terdapatnya karakteristik fisis dan biologis
yang khas.
2.
Kemampuan penyimpanan dan cepatnya perputaran
siklus nutrien oleh biota bentik.
3.
Terdapatnya
bentukkan formasi dalam sedimen yang terdiri dari bahan organik detritus.
4.
Pengembalian
(recovery) nutrien dari sedimen perairan dalam, melalui aktifitas mikroba.
5.
Penembusan
lapisan sedimen yang dalam oleh akar tanaman atau oleh biota penggali.
Kecenderungan alamiah ini berlaku juga dalam
proses eutrofikasi, faktor inilah yang membuat lingkungan estuari menjadi
sangat rentan terhadap polusi, karena polutan akan terperangkap di lingkungan
tersebut seperti yang terjadi dengan nutrien.
B.
Keunikan
estuari dalam penyediaan produsen sepanjang tahun.
Estuari memiliki kelebihan dalam
keanekaragaman tipe produsennya, yang terprogram untuk tersedia sepanjang
tahun, tanpa dipengaruhi oleh musim. Perairan ini biasanya memiliki ketiga tipe
produsen yang mendukung produsen seluruh isi bumi, yakni makrofit (rumput laut,
lamun dan rumput paya), mikrofit bentik dan fitoplankton.
C.
Pasang
- surut sebagai faktor terpenting dalam fluktuasi air.
1) Fluktuasi air di dalam ekosistem estuari
sangat dipengaruhi oleh pasang-surut. Pada umumnya semakin tinggi amplitudo
pasang surut maka semakin besar pula potensi produktifitas. Gerakan bolak-balik
dari air merupakan proses yang sangat berarti dalam pembuangan limbah dari
ekosistem tersebut dan pengangkutan makanan serta nutrien dari lingkungan
sekitarnya.
2) Estuari, seperti juga sistem eutrofik lain,
kadang-kadang terkena penyakit yang berada dalamtingkat di luar kontrol
pemulihan sendiri
2.4 Urgenitas Penataan Dalam Pengelolaan Kawasan
Estuari Di Indonesia
Sudah sejak
berabad-abad lalu manusia di seluruh dunia termasuk di Indonesia memanfaatkan
daerah pesisir untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Selain meman-faatkannya
sebagai daerah pemukiman, iqdustri, pertanian, perikanan dan pariwisata, daerah
estuari pun digunakan sebagai tempat penampungan limbah baik industri maupun
domestik. Peningkatan jumlah penduduk beserta kualitas hidupnya, telah
meningkatkan kebutuhan manusia akan sumberdaya dan jasa-jasa dari lingkungan
estuari ini. DAHURI (1992) menyebutkan bahwa peningkatan permintaan akan
sumberdaya beserta jasa-jasa dari lingkungan estuari ini telah menimbulkan
tekanan terhadap sebagian perairan estuari di Indonesia, khususnya di daerah
industri dan padat penduduk. Hal ini merupakan ancaman terhadap kapasitas
berkelanjutan dari perairan estuari dalam memenuhi permintaan manusia dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan.
Dengan curah hujan
yang tinggi dan banyaknya jumlah sungai yang bermuara di laut, Indonesia
memiliki daerah estuari yang sangat luas dan produktif (DAHURI 1992). Sudah
selayaknyalah kekayaan alam yang kita miliki ini dimanfaatkan dengan baik dan
bijaksana, yakni dengan mempertimbangkan keutamaan fungsi lingkungan ini secara
alamiah. Perencanaan pemanfaatan yang holostik, yakni dengan mempertimbangkan
faktor ekologis dan
kelangsungan setiap elemen ekosistem ini, tidak hanya meng-hasilkan keuntungan
sesaat pada manusia sebagai pengguna utama, tapi juga akan mendatangkan
keuntungan berganda bagi pengguna itu sendiri. Keuntungan ganda yang dimaksud
adalah keuntungan yang dapat dimanfaatkan secara alamiah dan keuntungan yang
didapat dengan modifikasi pengolahan yang bijaksana.
ODUM (1976)
berpendapat bahwa perencanaan penggunaan kawasan pantai harus dikaitkan dengan
perencanaan penyeluruh secara ekologis dalam bentuk zonasi lingkungan.
Perencanaan zonasi lingkungan dikelompokkan dalam tiga kategori penggunaan
sebagai berikut :
1. Zona untuk pengembangan intensif.
2. Zona untuk kohservasi.
3. Zona untuk preservasi.
KASRY (1992)
berpendapat bahwa perencanaan lingkungan dengan sistem zonasi ini cukup
kompleks, namun dengan dukungan berbagai pihak yang berwenang terutama pihak
pengambil keputusan, maka hasil yang diharapkan lebih mungkin untuk dapat
tercapai. Keberhasilan penerapan sistem penzonaan ini memerlukan dua prasarana
pendukung utama yakni :
1.
Harus ada peraturan perundangan dan organisasi
administratif yang kuat dalam pemerintahan, untuk dapat menciptakan, memelihara
dan memiliki kekuatan dalam pengaturan penzonaan ini, sehingga integritas
zona-zona tersebut dapat dipertahankan.
2.
Harus ada
metoda yang mendasari keputusan penentuan penzonaan ini. Keputusan ini jangan
semata-mata didasari pada kemauan politis, tapi juga didasarkan pada pertimbangan
nyata dan akurat terhadap faktor ekonomis, ekologis dan estetika.
2.5 Ancaman Wilayah Estuaria
Estuaria merupakan wilayah yang sangat dinamis
(dynamics area), rentan terhadap perubahan dan kerusakan lingkungan baik fisik
maupun biologi (ekosistem) dari dampak aktifitas manusia di darat ataupun
pemanfaatan sumberdaya perairan laut secara berlebihan (over-exploited).
Beberapa hal yang dimungkinkan menjadi sumber kerusakan dan perubahan fisik
lingkungan wilayah estuaria antara lain:
1. Semakin meningkatnya penebangan hutan dan jeleknya pengelolaan
lahan di darat, dapat meningkatkan sedimentasi di
wilayah estuaria. Llaju sedimentasi di wilayah pesisir yang melalui aliran
sungai bisa dijadikan sebagai salah satu indikator kecepatan proses kerusakan
pada wilayah lahan atas, sehingga dapat menggambarkan kondisi pada wilayah
lahan atas. Sedimen yang tersuspensi masuk perairan pantai dapat
membahayakan biota laut, karena dapat menutupi tubuh biota laut terutama bentos
yang hidup di dasar perairan seperti rumput laut, terumbu karang dan organisme
lainnya. Meningkatnya kekeruhan akan menghalangi penetrasi cahaya yang
digunakan oleh orgnisme untuk pemapasan atau berfotosintesis. Banyak-nya
sedimen yang akhirnya terhenti atau terendapkan di muara sungai dapat mengubah
luas wilayah pesisir secara keseluruhan, seperti terjadinya perubahan garis
pantai, berubahnya mulut muara sungai, terbentuknya delta baru atau tanah
timbul, menurunnya kualitas perairan dan biota-biota di muara sungai
2. Pola pemanfaatan sumberdaya
hayati laut yang tidak memperhatikan daya dukung produktifitas pada suatu
kawasan estuaria, seperti sumberdaya perikanan,
sehingga kawasan muara sungai tersebut terus mendapat tekanan dan menyebabkan
menurunnya produktifitasnya
3. Meningkatnya pembangunan di lahan atas (up-land)
menjadi kawasan Industri, pemukiman, pertanian menjadikan sumber limbah yang
bersama-sama dengan aliran sungai akan memperburuk kondisi wilayah estuaria.
Lebih dan 80% bahan pencemar yang ditemukan di wilayah pesisir dan laut berasal
dari kegiatan manusia di darat UNEP (1990).
4. Kegiatan-kegiatan kontruksi yang berkaitan dengan usaha pertanian, seperti pembuatan saluran irigasi, drainase dan penebangan hutan akan
mengganggu pola aliran alami daerah tersebut. Gangguan ini meliputi aspek
kualitas, volume, dan debit air. Pengurangan debit air yang di alirkan bagi
irigasi, dapat mengubah salinitas dan pola sirkulasi air di daerah estuaria
danmenyebabkan jangkauan intrusi garam semakin jauh ke hulu sungai. Hal ini
akan mengakibatkan perubahan pada sebagian ekosistem perairan pantai itu
sendiri, juga pada ekosistem daratan di sekitar perairan tersebut sehingga
berakibat intrusi air laut pada air tanah.
2.6 Upaya Pengelolaan Wilayah Estuaria
Fungsi wilayah estuaria sangat strategis untuk
dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman, penangkapan ikan dan budidaya, jalur
transportasi, pelabuhan dan kawasan industri. Wilayah estuaria juga merupakan
ekosistem produktif karena dapat berperan sebagai sumber zat hara. Dengan
memperhatikan fungsi dan manfaat tersebut, maka potensi wilayah estuaria
menjadi sangat tinggi, sehingga diperlukan adanya suatu tindakan pengelolaan di
wilayah tersebut. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan di antaranya adalah:
1. Memperbaiki Daerah Lahan Atas (up-land)
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi dampak kerusakan pada
ekosistem perairan wilayah estuaria yaitu dengan menata kembali sistem
pengelolaan daerah atas. Khususnya penggunaan lahan pada wilayah daratan yang
memiliki sungai. Jeleknya pengelolaan lahan atas sudah dapat dipastikan akan
merusak ekosistem yang ada di perairan pantai. Oleh karena itu, pembangunan
lahan atas harus memperhitungkan dan mempertimbangkan penggunaan lahan yang ada
di wilayah pesisir. Jika penggunaan lahan wilayah pesisir sebagai lahan
perikanan tangkap, budidaya atau konservasi maka penggunaan lahan atas harus
bersifat konservatif. Perairan pesisir yang penggunaan lahannya sebagai lahan
budidaya yang memerlukan kualitas perairan yang baik maka penggunaan lahan atas
tidak diperkenankan adanya industri yang memproduksi bahan yang dapat
menimbulkan pencemaran atau limbah. Limbah sebelum dibuang ke sungai harus
melalui pengolahan terlebih dahulu sesuai dengan baku mutu yang telah
ditetapkan.
2. Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Secara Optimal
Wilayah estuaria yang berfungsi sebagai penyedia habitat sejumlah
spesies untuk berlindung dan mencari makan serta tempat reproduksi dan tumbuh,
oleh karenanya di dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan khususnya di wilayah
estuaria diperlukan tindakan-tindakan yang bijaksana yang berorientasi
pemanfaatan secara optimal dan lestari. Pola pemanfatan sebaiknya memperhatikan
daya dukung lingkungan (carrying capacity)
3. Konsenvasi Hutan Mangrove
Perlindungan hutan mangrove pada wilayah estuaria sangat penting,
karena selain mempunyai fungsi ekologis juga ekonomis. Secara ekologis hutan
mangrove adalahsebagai penghasil sejumlah besar detritus dari serasah, daerah
asuhan (nursery ground), mencari makan (feeding ground) dan sebagai tempat
pemijahan (spawning ground). Secara fisik, hutan mangrove dapat berperan
sebagai filter sedimen yang berasal dari daratan melalui sistem perakarannya
dan mampu meredam terpaan angin badai. Secara ekonomis, dalam konser-vasi hutan
mangrove juga akan diperoleh nilai ekonomis sangat tinggi. Nilai ekonomi total
rata-rata sekitar Rp 37,4 juta/ha/tahun yang meliputi manfaat langsung (kayu
mangrove), manfaat tidak langsung (serasah daun, kepiting bakau, nener bandeng
ikan tangkap dan ikan umpan), option value dan existence value. Upaya
konservasi tersebut juga mempunyai nilai dampak positip terhadap sosial-ekonomi
bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah estuaria, yaitu mampu
memberikan beberapa alternatif jenis mata pencaharian dan pendapatan.
2.7 Undang
– undang yang mengaturpengelolaandaerah estuary
Dalamhalmengelola
estuary, perluadannyaperaturandanperundang-undangn yang berlaku,
namunsecarakhusustelahdijelaskanbahwaundang-udangtentangpengelolaanwilayah
estuary belum di
tetapkanolehpemerintah.PemerintahlebihbanyakmenekankantentangpegelolaanwilayahPesisirdanPulau-pulaukeciltermasuk
di dalamnyapengelolaan estuary sebagaikomponenkecildariwilayahpesisir.Undang –
undangnomorUNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIANOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL. Padapasal 1 ayat 7 dikatakanbahwa : Perairan Pesisir adalahlaut yang
berbatasandengan daratan meliputi perairan sejauh 12 (duabelas) mil laut diukur
dari garis pantai, perairanyang menghubungkan pantai dan pulau-pulau,estuari,
teluk, perairan dangkal, rawa payau, danlaguna.Setelahitudihubungkandenganpengelolaanberbasisperlindungansepandanpantaipadapasal
31 ayat 2 bagian d berbunyi : perlindungan terhadapekosistem pesisir,seperti lahan basah,
mangrove, terumbu karang,padang lamun, gumuk pasir, estuaria, dandelta.
Selainitupadapasal 28 ayat 1 bagian a menjelaskanbahwaadanyapegelolaanwilayah
estuary yang berbasiskonservasi.
Dalamhalmenjelaskantentangpengelolaanwilayah
estuary.Terlihatjelaspengelolaan yang
dilakukanhanyaberpedomnpadawilayahpesisirdanpulu-pulaukecil.Dikarenakandampak
yang ditimbulkanakibatpengelolaanwilayahpesisirtidaksecaralangsungterhadapwilayah
estuary.Tetapisecarabertahapsesuaiperuntukannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Estuaria merupakan badan air tempat terjadinya
percampuran massa air laut yang dipengaruhi oleh pasang surut dengan air tawar
yang berasal dari daratan.Wilayah
inimerupakanwilayah yang rentanterhadapdampakpencemaran.Tidakadaatautidakbanyak
yang mengaturtentangpengelolaanwilayah estuary,karenaterlihatjelas,
pemanfaatanterhadapwilayahinisangattidakberdapaklangsung.Dampak yang
ditimbulkandariadanyapengelolaanwilayahiniadalahberasaldridampaktidaklangsungakibataktifitasberlebihwilayahpersisir.Jadipengelolaannyahanyaberpedomanpadaundang-undangpengelolaanwilayahpesisirdanpulau-pulaukecil.
3.2 Saran
Disarankanbahwasetiapkomponenmasyarakatharusmemahamipengelolaanwilayahpesisirdanpulau-pulaukecil,
agar pengelolaanwilayah estuary
sebagaikomponendariwilayahpesisirdapatterlaksanadenganbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Nội dung bài viết thật tuyệt vời. Mình cũng muốn giới thiệu về một Công ty dịch thuật uy tín - Công ty dịch thuật miền trung - MIDtrans trụ sở chính chính tại địa chỉ 02 Hoàng Diệu, TP Đồng Hới, tỉnh Quảng Bình có Giấy phép kinh doanh số 3101023866 cấp ngày 9/12/2016 là đơn vị chuyên cung cấp dịch vụ dịch thuật, phiên dịch dành các cá nhân. Hệ thống thương hiệu và các Công ty dịch thuật con trực thuộc: dịch thuật bình dương - dịch thuật miền trung tại địa 123 Lê Trọng Tấn, Dĩ An, Bình Dương là địa chỉ chuyên cung cấp dịch vụ dịch thuật chuyên nghiệp tại Bình Dương và các khu vực lân cận ; dịch thuật hồ sơ thầu tại sài gòn địa chỉ 47 Điện Biên Phủ, Phường Đakao, Quận 1 TP HCM, dịch thuật đà lạt, lâm đồng : địa 101 Trần Hưng Đạo, TP Đà lạt là nhà cung ứng dịch vụ dịch thuật uy tín hàng đầu tại Lâm Đồng; Công ty dịch thuật Viettrans và dịc vụ binh phuoc translation: dịch vụ dịch thuật tại Bình Phước cho người nước ngoài có nhu cầu, giao diện tiếng Anh dễ sử dụng; dịch thuật tiếng hà lan tại sài gòn: nhà cung ứng dịch vụ dịch vụ dịch thuật phiên dịch hàng đầu tại TP Hồ Chí Minh; dịch thuật tiếng trung hoa tại Đà Nẵng : Địa chỉ 54 Đinh Tiên Hoàng, Quận Hải Châu, TP Đà Nẵng chuyên cung cấp dịch vụ dịch thuật công chứng, dịch thuật đa ngôn ngữ, đa chuyên ngành tại Đà Nẵng; Viettrans 43 Điện Biên Phủ, Quận 1 Sài Gòn: chuyên cung cấp dịch vụ dịch thuật đa chuyên ngành toàn quốc; Công ty dịch thuật Hà Nội MIDtrans chuyên cung cấp dịch vụ dịch thuật tại bà rịa, vũng tàu : địa chỉ 55 Lê Thánh Tông, TP Bà Rịa là nhà cung ứng dịch vụ biên dịch, phiên dịch chuyên nghiệp tại địa bàn Vũng Tàu. Ngoài ra, Chúng tôi cũng cung cấp các dịch vụ biên dịch và phiên dịch, dịch thuật công chứng chất lượng cao hơn 50 ngôn ngữ khác nhau như tiếng Anh, Nhật, Hàn, Trung, Pháp, Đức, Nga, .vv... Dịch thuật MIDtrans tự hào với đội ngũ lãnh đạo với niềm đam mê, khát khao vươn tầm cao trong lĩnh vực dịch thuật, đội ngũ nhân sự cống hiến và luôn sẵn sàng cháy hết mình. Chúng tôi phục vụ từ sự tậm tâm và cố gắng từ trái tim những người dịch giả.Tự hào là công ty cung cấp dịch thuật chuyên ngành hàng đầu với các đối tác lớn tại Việt nam trong các chuyên ngành hẹp như: vietnamese tourist tại 46 Trần Cao Vân, TP Huế chuyên trang về thông tin du lịch và các tour đặc sắc tại Việt Nam, y dược (bao gồm bệnh lý), xây dựng (kiến trúc), hóa chất, thủy nhiệt điện, ngân hàng, tài chính, kế toán. Các dự án đã triển khai của Công ty dịch thuật chuyên nghiệp MIDtrans đều được Khách hàng đánh giá cao và đạt được sự tín nhiệm về chất lượng biên phiên dịch. Đó là kết quả của một hệ thống quản lý chất lượng dịch thuật chuyên nghiệp, những tâm huyết và kinh nghiệm biên phiên dịch nhiều năm của đội ngũ dịch giả của chúng tôi. Hotline: 0947688883. email: info@dichthuatmientrung.com.vn . Các bạn ghé thăm site ủng hộ nhé.
BalasHapus