Rabu, 19 November 2014

INDERAJA KELAUTAN TENTANG SATELIT INDERAJA



A.           Penginderaan jauh
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggrisremote sensing, bahasa Perancistélédétection, bahasa Jermanfernerkundung, bahasa Portugissensoriamento remota, bahasa Spanyolpercepcion remote dan bahasa Rusiadistangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.
Komponen-Komponen Penginderaan Jauh
Gamar. 1. Komponen Penginderaan Jauh


Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :
  • Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari
  • Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro
Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a)        Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna obyek tersebut.
b)             Bentuk permukaan bumi
Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.
c)             Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.

  1.             SATELIT LANDSAT

Teknologi penginderaan jauh satelit dipelopori oleh NASA Amerika Serikat dengan diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang pertama, yang disebut ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite) pada tanggal 23 Juli 1972, menyusul ERTS-2 pada tahun 1975, satelit ini membawa sensor RBV (Retore Beam Vidcin) dan MSS (Multi Spectral Scanner) yang mempunyai resolusi spasial 80 x 80 m. Satelit ERTS-1, ERTS-2 yang kemudian setelah diluncurkan berganti nama menjadi Landsat 1, Landsat 2, diteruskan dengan seri-seri berikutnya, yaitu Landsat 3, 4, 5, 6 dan terakhir adalah Landsat 7 yang diorbitkan bulan Maret 1998, merupakan bentuk baru dari Landsat 6 yang gagal mengorbit.
Pada Landsat 1 dan 2 memuat dua macam sensor, yakni RBV (Return Beam Vidicon) yang terdiri atas 3 saluran dan memuat sensor MSS (Multi Spectral Scanner) yang terdiri atas 4 saluran. Kedua sensor tersebut memiliki resolusi spasial 79 meter.Landsat 3 masih memuat kedua macam sensor tersebut, namun dengan penyusutan jumlah saluran pada RBV menjadi satu saluran tunggal beresolusi spasial 40 meter.Landsat 4 – 5 memiliki dua macam sensor hanya saja sensor RBV diganti dengan sensor TM (Thematic Mapper).Jadi pada Landsat 4 – 5 terdapat empat saluran MSS dan tujuh saluran TM. Pada Landsat 7 dikenal dengan sensor +ETM (Enhanced Thematic Mapper), dengan resolusi 30 meter, sensor ini sebenarnya merupakan sensor TM yang dilengkapi dengan satu saluran tambahan berupa saluran pankromatik dengan resolusi spasial 15 meter dan saluran termal yang telah disempurnakan dengan resolusi spasial 60 meter.
Sistem Landsat merupakan milik Amerika Serikat yang mempunyai tiga instrument pencitraan, yaitu RBV (Return Beam Vidicon), MSS (multispectral Scanner) dan TM (Thematic Mapper).
• RBV. Merupakan instrumen semacam televisi yang mengambil citra .snapshot.dari permukaan bumi sepanjang track lapangan satelit pada setiap selang waktu tertentu.
• MSS. Merupakan suatu alat scanning mekanik yang merekam data dengan cara men-scanning permukaan bumi dalam jalur atau baris tertentu
• TM. Juga merupakan alat scanning mekanis yang mempunyai resolusi spectral, spatial dan radiometric.

Program Landsat merupakan tertua dalam program observasi bumi. Landsat dimulai tahun 1972 dengan satelit Landsat-1 yang membawa sensor MSS multispektral.Setelah tahun 1982, Thematic Mapper TM ditempatkan pada sensor MSS. MSS dan TM merupakan whiskbroom scanners.Pada April 1999 Landsat-7 diluncurkan dengan membawa ETM+scanner.Saat ini, hanya Landsat-5 dan 7 sedang beroperasi.

Tabel 1. Karakteristik ETM+ Landsat
Sistem
Landsat-7
Orbit


Sensor

Swath Width

Off-track viewing

Revisit Time

Band-band Spektral (µm)



Ukuran Piksel Lapangan (Resolusi spasial)

Arsip data
705 km, 98.2o, sun-synchronous, 10:00 AM
crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle)

ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)

185 km (FOV=15o)

Tidak tersedia

16 Hari

0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3),
0.76-0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6),
2.08-2.34 (7), 0.50-0.90 (PAN)

15 m (PAN), 30 m (band 1-5, 7), 60 m band 6

earthexplorer.usgv.gov

Tabel 2. Band-band pada Landsat-TM dan kegunaannya (Lillesand dan Kiefer, 1997)
Band
Panjang Gelombang (µm)
Spektral
Kegunaan
1
0.45 . 0.52
Biru
Tembus terhadap tubuh air, dapat untuk pemetaan air, pantai, pemetaan tanah, pemetaan tumbuhan, pemetaan kehutanan dan mengidentifikasi budidaya
Manusia
2
0.52 . 0.60
Hijau
Untuk pengukuran nilai pantul hijau pucuk tumbuhan dan penafsiran aktifitasnya, juga
untuk pengamatan kenampakan budidaya manusia.
3
0.63 . 0.69
Merah
Dibuat untuk melihat daerah yang menyerap klorofil, yang dapat digunakan untuk membantu dalam pemisahan spesies tanaman juga untuk pengamatan budidaya manusia
4
0.76 . 0.90
Infra merah
dekat
Untuk membedakan jenistumbuhan aktifitas dankandungan biomas untuk
membatasi tubuh air danpemisahan kelembaban tanah
5
1.55 - 1.75
Infra merah
sedang
Menunjukkan kandungankelembaban tumbuhan dankelembaban tanah, juga untukmembedakan salju dan awan
6
10.4 - 12.5
InfraMerah Termal
Untuk menganallisis tegakantumbuhan, pemisahankelembaban tanah dan pemetaanpanas
7
2.08 . 2.35
Inframerah
sedang
Berguna untuk pengenalanterhadap mineral dan jenisbatuan, juga sensitif terhadapkelembaban tumbuhan

Terdapat banyak aplikasi dari data Landsat TM: pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain. Untuk pemetaan penutupan dan penggunaan lahan data Landsat TM lebih dipilih daripada data SPOT multispektral karena terdapat band infra merah menengah. Landsat TM adalah satu-satunya satelit non-meteorologi yang mempunyai band inframerah termal.
Gambar. 2. Satelit LANSAD

2.       SPOT (Satellite Pour l’Observtion de la Terre)
SPOT merupakan sistem satelit observasi bumi yang mencitra secara optis dengan resolusi tinggi dan diopersikan di luar angkasa. Sistem satelit SPOT terdiri dari  serangkaian satelit dan stasiun pengontrol denga cangkupan kepentingan yaitu, kontrol dan pemograman satelit, produksi citra, dan distribusinya.
SPOT yang merupakan singkatan dari Satellite Pour l’Observtion de la Terre dijalankan oleh Spot Image yang terletak di Prancis. Sistem ini dibentuk olen CNES (Biro Luar Ankgasa milik Prancis) pada tahun 1978.
Tujuan dibentuk SPOT adalah ;
  1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan kebumian melalui eksplorasi sumber daya bumi.
  2. Mendeteksi dan meramalkan fenomena-fenomena klimatologi dan oseanografi
  3. Mengawasi aktivitas manusia dan fenomena alam.
a.             Orbit SPOT
Orbit SPOT adalah orbit polar, circular, sun syncrhonous dan berfase. Sudut inklinasi dari bidang orbitalnya dikombinasikan dengan rotasi bumi di seputaran poros kutub sehingga satelitnya dapat berpindah ke tiap titik di permukaan bumi dalam 26 hari.
Orbitnya memiliki ketingggian 832 km di atas permukaan air laut dengan inklinasi 98,7o dan bervelosi sejumah 14   kali per hari.
b.             Jenis Satelit SPOT
SPOT 1 diluncurkan pada 22 Februari 1986 dengan dilenkapi sistem pencitraan 10 pankromatik dan kemampuan resolusi gambar multispektral pada tingkat 20 meter. Ditinggalkan Satelit jenis ini mulai ditingglakan pada 31 Desember 1990 karena diluncurkannya satelit SPOT jenis baru .
SPOT 2 diluncurkan pada 22 Januari 1990 dan masih tetap digunakan
SPOT 3 diluncurkan pada 26 September 1993. Berhenti difungsikan pada 14 November 1997.
SPOT 4 diluncurkan pada 24 Maret 1998. Memiliki kemajuan yang cukup besar dari satelit sebelumnya , SPOT – 1 ,2,dan 3. Perubahan yang utama adalah modifikasi dari HRV (High Resolution Visible) menjadi High Resolution Visible and Infrared Instrument (HRVIR).Sehingga memiliki kemampuan tambahan dalam mendeteksi gelombang tengah inframerah (1.58 – 1.75 microm) untuk keperluan survei geologi, survei vegetasi dan survei tutupan salju.
SPOT 5 diluncurkan pada 4 Mei 2002 dengan kemampuan resolusi tinggi yang berkisar pada level 2,5 meter , 5 meter, dan 10 meter.

Tabel. 3. Spesifikasi Sateelit SPOT
Satelit
Resolusi
Spektral
Resolusi
Spasial
Resolusi
Temporal
Resolusi
Radiometrik
SPOT HRV/XS
Band 1 (0.5 – 0.59) µm
Band 2 (0.61 – 0.68)µm
Band 3 (0.79 – 0.89)µm
Band 4 (0.51 – 0.73)µm
(pankromatik)
20 m x 20m


10 m x 10 m
26 hari
8 bit


Gambar. 3. Satelit SPOT

3.       SATELIT ASTER
Satelit ASTER merupakan satelit berresolusi tinggi.ASTER dibangun oleh konsorsium pemerintah Jepang dengan berbagai kelompok peneliti.ASTER melakukan monitoring tutupan awan, es, temperatur lahan, penggunaan lahan, bencana alam, es lautan, tutupan salju dan pola vegetasi.Citra ini memiliki resolusi spasial 15 hingga 90 meter. Citra multispektral memiliki 14 saluran, yang memudahkan analisis obyek dengan panjang gelombang yang tidak terlihat oleh mata manusia seperti near IR, short wave IR, dan Thermal IR.Penyedia resmi citra ASTER adalah Sattelite Imaging Corporation (SIC) melalui USGS
ASTER adalah sensor yang dihasilkan oleh proyek bersama antara Amerika Serikat dan Jepang, dalam berkontribusi memecahkan persoalan sumberdaya alam dan lingkungan.Seri pertama dari sensor ini telah diluncurkan pada tahun 1999 dengan menggunakan wahana satelit TERRA.Distribusi data untuk keperluan public mulai dilaksanakan pada bulan Desember 2000. ASTER Science Project didukung sepenuhnya oleh para ilmuwan dari Amerika Serikat dan Jepang dalam beragam keilmuan yang antara lain meliputi geologi, meteorology, pertanian, kehutanan, kelautan, dan studi lingkungan.
ASTER adalah sensor optik yang memiliki 14 kanal spektral, dari daerah visible (sinar tampak) ke daerah thermal-infrared. Karakteristik utama dari sensor ini adalah:
  • Merekam data citra permukaan bumi dari panjang gelombang daerah visible (sinar tampak) ke daerah thermal infrared.
  • Sensor optik dengan resolusi geometrik dan radiometrik yang tinggi pada semua frekuensi kanal.
  • Data citra tiga-dimensi dapat dibuat pada orbit tunggal menggunakan kanal near infrared.
  • Terdapat fungsi gerak yang dapat menunjuk suatu daerah yang akan diakuisisi dengan sudut +/-8.55 derajat dalam arah lintasan untuk SWIR (Short Wave Infra Red) dan TIR (Thermal Infra Red), dan +/-24 derajat lintasan untuk VNIR (Visible and Near Infra Red).
b.       Karakteristik Sensor Satelit ASTER
Tanggal Peluncuran     18 December 1999 at Vandenberg Air Force Base, California, USA
Orbit
                           705 km altitude, sun synchronous
Inklinasi Orbit
            98.3 degrees from the equator
Periode Orbit
             98.88 minutes
Ketinggian
                 681 kilometer
Resolusi pada Nadir
    15 to 90 meters
Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM solar time
Waktu Lintas Ulang 16 days
Band
Panjang Gelombang
Keterangan
1 (VNIR)
0.520 - 0.600
Citra Aster dapat digunakan dengan baik untuk tujuan;
  1. Pemetaan Tata Guna Lahan
  2. Perencanaan Tata Ruang Wilayah (RUTR, RDTRK)
  3. Pemetaan dan Pemantauan Kondisi Kawasan Hutan
  4. Pemetaan Kawasan Pantai
  5. Pemantauan Perkembangan Kota
  6. Penataan dan Pemantauan Kawasan Pertambangan
  7. Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
2 (VNIR)
0.630 - 0.690
3 (VNIR)
0.760 - 0.860
4 (SWIR)
1.600 - 1.700
5 (SWIR)
2.145 - 2.185
6 (SWIR)
2.185 - 2.225
7 (SWIR)
2.235 - 2.285
8 (SWIR)
2.295 - 2.365
9 (SWIR)
2.360 - 2.430
10 (TIR)
8.125 - 8.475
11 (TIR)
8.475 - 8.825
12 (TIR)
8.925 - 9.275
13 (TIR)
10.25 - 10.95
14 (TIR)
10.95 - 11.65

Gambar. 4. Satelit ASTER

4.    SATELIT QUICKBIRD
Setelah kegagalan EarlyBird, satelit Quickbird diluncurkan tahun 2000 oleh DigitalGlobe.Namun, kembali gagal. Akhirnya Quickbird-2 berhasil diluncurkan 2002 dan dengan resolusi spasial lebih tinggi, yaitu 2,4 meter (multispektral) dan 60 sentimeter (pankromatik). Citra Quickbird beresolusi spasial paling tinggi dibanding citra satelit komersial lain.
Selain resolusi spasial sangat tinggi, keempat sistem pencitraan satelit memiliki kemiripan cara merekam, ukuran luas liputan, wilayah saluran spektral yang digunakan, serta lisensi pemanfaatan yang ketat. Keempat sistem menggunakan linear array CCD-biasa disebut pushbroom scanner.Scanner ini berupa CCD yang disusun linier dan bergerak maju seiring gerakan orbit satelit.
Jangkauan liputan satelit resolusi tinggi seperti Quickbird sempit (kurang dari 20 km) karena beresolusi tinggi dan posisi orbitnya rendah, 400-600 km di atas Bumi. Berdasarkan pengalaman penulis, dengan luas liputan 16,5 x 16,5 km², data Quickbird untuk 4 saluran ditambah 1 saluran pankromatik telah menghabiskan tempat 1,8 gigabyte. Data sebesar ini disimpan dalam 1 file tanpa kompresi pada resolusi radiometrik 16 bit per pixel.
Semua sistem menghasilkan dua macam data: multispektral pada empat saluran spektral (biru, hijau, merah, dan inframerah dekat atau B, H, M, dan IMD), serta pankromatik (PAN) yang beroperasi di wilayah gelombang tampak mata dan perluasannya. Semua saluran pankromatik, karena lebar spektrumnya mampu menghasilkan resolusi spasial jauh lebih tinggi daripada saluran-saluranmultispektral.
Unsur penting lain adalah ketatnya pemberian lisensi pemanfaatan. DigitalGlobe misalnya, hanya memberikan satu jenis lisensi pemanfaatan Quickbird pada pembeli. Jadi, bila pemerintah kota di Indonesia membeli data ini untuk keperluan perbaikan lingkungan permukiman urban misalnya, data yang sama tidak boleh digunakan untuk keperluan lain seperti pajak bumi danbangunan (PBB).
Resolusi spasial tinggi ditujukan untuk mendukung aplikasi kekotaan, seperti pengenalan pola permukiman, perkembangan dan perluasan daerah terbangun. Saluran-saluran spektral B, H, M, IMD, dan PAN cenderung dipilih, karena telah terbukti efektif dalam menyajikan variasi fenomena yang terkait dengan kota.


Kondisi vegetasi tampak jelas pada komposisi warna semu (false color), yang tersusun atas saluran-saluran B, H, IMD ataupun H, M, IMD yang masing-masing ditandai dengan urutan warna biru, hijau, dan merah.Pada citra komposit warna ini, vegetasi dengan berbagai tingkat kerapatan tampak bergradasi kemerahan.
Teknik pengolahan citra digital dengan indeks vegetasi seringkali memilih formula NDVI (normalised diference vegetation index= IMD-M/IMD+M). Indeks atau nilai piksel yang dihasilkan kemudian sering dijadikan ukuran kuantitatif tingkat kehijauan vegetasi. Apabila diterapkan di wilayah kota, maka tingkat kehijauan lingkungan urban dapat digunakan sebagai salah satu parameter kualitas lingkungan.
Untuk lahan pertanian, NDVI terkait dengan umur, kesehatan, dan kerapatan tanaman semusim, sehingga seringkali dipakai untuk menaksir tingkat produksi secara regional.
Kehadiran Quickbird dan Ikonos telah melahirkan ’eforia baru’ pada praktisi inderaja yang jenuh dengan penggunaan metode baku analisis citra berbasis Landsat dan SPOT. Klasifikasi multispektral standar berdasarkan resolusi spasial sekitar 20-30 meter seringkali dianggap kurang halus untuk kajian wilayah pertanian dan urban di Jawa. Model-model dengan knowledge- based techniques (KBT) yang berbasis Landsat dan SPOT umumnya tidak tersedia dalam menu baku di perangkat lunak komersial, dan lebih sulit
dioperasikan.
Quickbird menjawab kebutuhan itu. Resolusi 60 cm bila dipadukan dengan saluran multispektralnya akan menghasilkan pan-sharped image, yang mampu menonjolkan variasi obyek hingga marka jalan dan tembok penjara. Citra ini mudah sekali diinterpretasi secara visual.
Meski demikian, para pakar inderaja saat ini masih bergulat dengan pengembangan metode ekstraksi informasi otomatis berbasis citra resolusi tinggi seperti Quickbird.Resolusi spasial yang sangat tinggi pada Quickbird telah melahirkan masalah baru dalam inderaja digital, di mana respons spektral obyek tidak berhubungan langsung dengan karakter obyek secara utuh, melainkan bagian-bagiannya.

 
Tabel.5.  Karaktristik Quickbird
Sistem
Quickbird
Orbit
Sensor
Swath Width
Off-track viewing
Revisit Time
Band-band Spektral (µm)
Ukuran Piksel Lapangan
(Resolusi spasial)
Arsip data

600 km, 98.2 , sun-synchronous, 10:00 AM
crossing
linear array CCD
20 km (CCD-array)
Tidak tersedia
0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3),
0.76-0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6),
2.08-2.34 (7), 0.50-0.90 (PAN)
60 cm (PAN), 2.4 m (band 1-5, 7)

Gambar.5.  SatelitQuickbird








5.      SATELIT IKONOS

KETIKA perang Irak berlangsung, fasilitas Irak yang menjadi target militer Amerika Serikat sering muncul di media massa melalui rekaman satelitIkonos. Ikonos memang punya resolusi spasial sangat tinggi, 1 meter untuk pankromatik dan 4 meter untuk multispektral, sehingga hasilnya amat jelas.
Tahun 1992 Kongres AS meloloskan Undang-Undang Penginderaan Jauh Daratan (US Land Remote Sensing Act). Undang-undang ini menyebutkan industri inderaja satelit komersial sangat penting bagi kesejahteraan rakyat AS serta mengizinkan perusahaan-perusahaan swasta mengembangkan, memiliki, mengoperasikan serta menjual data yang dihasilkan (Danoedoro, 2004)
Dua tahun sesudahnya, lisensi diberikan pada Space Imaging, EarthWatch, dan OrbImage, yang kemudian merancang sistem dengan resolusi spasial 4 meter untuk moda multispektral dan 1 meter untuk moda pankromatik. Satu lisensi lagi diberikan pada West Indian Space-perusahaan patungan AS- Israel-untuk merancang sistem pencitraan dengan resolusi sedikit lebih rendah, 1,8 meter
Dari keempat perusahan space Imaging yang paling cepat meluncurkan satelit Ikonos serta memasarkan datanya. Namun, Ikonos-1 gagal diluncurkan dan digantikan Ikonos-2, 1999.Kelahiran satelit inderaja resolusi tinggi (lebih halus dari 10 meter) untuk keperluan sipil sebenarnya dipicu oleh kebijakan pascaperang dingin, bukan teknologi. Bisa dikatakan teknologi militer awal tahun 1970-an sudah memungkinkan pencitraan dengan resolusi spasial kurang dari 10 meter.
Sejak diluncurkan pada September 1999, Citra Satelit Bumi Space Imaging’s IKONOS menyediakan data citra yang akurat, dimana menjadi standar untuk produk-produk data satelit komersoal yang beresolusi tinggi. IKONOS memproduksi citra 1-meter hitam dan putih (pankromatik) dan citra 4-meter multispektral (red, blue, green dan near-infrared) yang dapat dikombinasikan dengan berbagai cara untuk mengakomodasikan secara luas aplikasi citra beresolusi tinggi (Space Imaging, 2004)

multispektral pada citra 4-meter dengan detail-detail data pada 1-meter, Citra IKONOS diproses untuk menghasilkan 1-meter produk-produk berwarna IKONOS adalah satelit komersial beresolusi tinggi pertama yang ditempatkan di ruang angkasa. IKONOS dimiliki oleh Sapce Imaging, sebuah perusahaan Observasi Bumi Amerika Serikat. Satelit komersial beresolusi tinggi lainnya yang diketahui: Orbview-3 (OrbImage), Quickbird (EarthWatch) dan EROS-A1 (West Indian Space). IKONOS diluncurkan pada September 1999 dan pengumpulan data secara regular dilakukan sejak Maret 2000.
Tabel. 6. Citra pada IKONOS

Band Width
ResolusiSpasial
Panchromatic
0.45 - 0.90µm
1 meter
Band 1
0.45 - 0.53µm (blue)
4 meter
Band 2
0.52 - 0.61µm (green)
4 meter
Band 3
0.64 - 0.72µm (red)
4 meter
Band 4
0.77 - 0.88µm (near infra-red)
4 meter
Sensor OSA pada satelit didasarkan pada prinsip pushbroom dan dapat secara simultan mengambil citra pankromatik dan multispektral. IKONOS mengrimkan resolusi sapatial tertinggi sejauh yang dicapai oleh sebuah satelit sipil, Bagian dari resolusi spasial yang tinggi juga mempunyai resolusi radiometrik tinggi menggunakan 11-bit (Space Imaging, 2004)
Tabel .7. Karakteristik IKONOS
Sistem
SPOT-4
Orbit

Sensor
Swath Width
Off-track viewing
Revisit Time
Band-band Spektral (µm)

Ukuran Piksel Lapangan (Resolusi spasial)
Arsip data
680 km, 98.2o, sun-synchronous, 10:30 AM
crossing, rotasi 14 hari (repeat cycle)
Optical Sensor Assembly (OSA)
11 km (12 µm CCD elements)
Tersedia ± 27o across-track
1-3 hari
0.45-052 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3),
0.76-0.90(4), 0.45-0.90 (PAN)
1 m (PAN), 4 m (band 1 . 4)

Banyak aplikasi untuk data IKONOS yang dapat diketahui.Pemilik berharap bahawa penggunaan lapanagn dapat dibayar untuk harga data komersial. Diharapan bahwa, pada masa mendatang, 50% data foto udara akan digantikan oleh citra beresolusi tinggi dari angkasa (camera pesawat digital akan banyak menggantikan foto udara yang masih ada). Misi pertama IKONOS akan mendapatkan citra seluruh kota-kota uatama Amerika Serikat. Sampai saat ini, pemetaan dan monitoring eral perkotaan dari angkasa (tidak hanya di Amerika) hanya mungkin pada skala terbatas.
Data IKONOS dapat digunakan untuk pemetaan topografi dari skala kecil hingga menengah, tidak hanya menghasilkan peta baru, tetapi juga memperbaharui peta topografi yang sudah ada. Penggunaan potensial lain IKONOS adalah .precision agriculture.; hal ini digambarkan pada pengaturan band multispektra, dimana mencakup band infra merah dekat (near-infrared). Pembaharuan dari situasi lapangan dapat membantu petani untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk dan herbisida.Penggunaan pada poduk .gambar.dapat dilihat pada sektor bisnis, media dan pariwisata 
stereo-ikonos-data-collection
Gambar.6.  Satelit Ikonos




6.      Satelit ALOS (dvanced Land Observing Satellite )
          Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologisatelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced LandObserving Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006dan berhenti beroperasi pada bulan april 2011. ALOS adalah satelit pemantaulingkungan yang busa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah,pemantauan bencana alam dan survey sumberdaya alam, dan pengembangan teknologi satelit JERS-1 dan ADEOS. Satelit ALOS bergerak pada orbit sinkron matahari dengan ketinggian 691.65 km pada ekuator, sudut inklinasi 98.16  derajat. ALOS melintasi khatulistiwa pada pukul 10.30 waktu lokal pada posisi satelit ke arah kutub selatan atau mode menurun (descending mode) dan pukul 22.30 waktu lokal pada posisi satelit ke arah kutub utara atau mode menaik (ascending mode). Periode pengulangan orbit adalah 46 hari, dengan kemampuan pengulangan 2 hari untuk sensor pandangan sisi (side looking).
   Alos memiliki 3 instrumen pengindraan jarak jauh, diantaranya adalah : the Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping (PRISM) digunakan untuk elevation mapping, the Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type 2 (AVNIR-2) digunakan untuk  pengamatan suatu daerah dengan akura, dan Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar (PALSAR), untuk pengamatan siang hari dan malam hari, dengan segala kondisi cuaca pada suatu daerah. Demi memanfaatkan data yang dihasilkan oleh 3 sensor tersebut semaksimal mungkin, ALOS dirancang dengan 2 teknologi canggih, kedua teknologi tersebut adalah : Kecepatan dan kapasitas penangan data yang besar, dan ketepatan posisi dan kemampuan untuk menentukan perilaku satelit.ALOS akan menjadi sangat penting dalam pengideraan jarak jauh di dekade berikutnya. ALOS telah sukses diluncurkan pada wahana peluncuran H-IIA dari Tanegashima Space Center, Jepang.
Tabel.8.  Spesifikasi ALOS
Tanggal Peluncuran
24 Januari 2006
Kendaraan Peluncur
H – IIA
Tempat Peluncuran
Tanegashima Space Center, Jepang
Berat
± 4 ton
Tenaga Utama (Sel Surya)
± 7 kw
Desain Pemakaian
3-5 tahun
Orbit
Sun Synchronous, Sub recurrent
Waktu Pengulangan: 46 hari
Ketinggian : 691.65km (di atas ekuator)Inclinasi : 98.16 derajat.
Tabel.9.  Spesifikasi ALOS PRISM
Jumlah Band
1 (pankromatik)
Panjang Gelombang
0,52-0,77 mikrometer
Jumlah Optik
3 (Nadir, Maju, Mundur)
Dasar-ke-Tinggi rasio
1.0 (Forward dan Backward antara tampilan)
Resolusi spasial
2,5 m (pada Nadir)
Lebar Petak
70 km (Nadir saja) / 35km (modus Triplet)
S / N
> 70
MTF
> 0,2
Jumlah Detektor
28000 / band (Lebar petak 70km)
14000 / band (35km Lebar petak)
Menunjuk Sudut
-1.5 Untuk 1,5 derajat
(Triplet Mode, Cross-track arah)
Panjang bit
8 bit

Tabel.10.  Spesifikasi ALOS AVNIR-2
Jumlah Band
4
Panjang Gelombang
Band 1: 0,42-0,50 mikrometer
Band 2: 0,52-0,60 mikrometer
Band 3: 0,61-0,69 mikrometer
Band 4: 0,76-0,89 mikrometer
Resolusi Spasial
10m (pada Nadir)
Lebar Petak
70km (pada Nadir)
S/N
   >200
MTF
Band 1 sampai 3:> 0,25
Band 4:> 0,20
Jumlah Detektor
7000/band
Pointing Angle
    - 44 sampai + 44 derajat
Panjang Bit
8 bit



PALSAR (Phased Array type L-Band Synthetic Aperture Radar) merupakan sensor gelombang mikro aktif pada L-band (frekuensi-pusat 1270 MHz 23.6 cm) yang dikembangkan oleh JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) bekerja sama dengan JAROS (Japan Resource Observation Systems Organization). Sensor PALSAR mempunyai kemampuan off-nadir dengan variable antara 10-51 derajat (sudut datang 8-60 derajat) dengan menggunakan teknik phased array aktif dengan 80 modul-modul untuk mentransmisikan/penerimaan.
               ALOS PALSAR adalah suatu instrument yang secara penuh polarimetrik, bekerja dengan salah satu mode sebagai berikut :
         FBS (Fine Beam Single-Polarization) atau polarisasi tunggal (HH),
         FBD (Fine Beam Dual-Polarization) atau polarisasi rangkap dua (HH, HV),
         Polarisasi penuh (HH, HV,VH,VV).
Polarisasi diubah dalam setiap pulsa dari sinyal transmisi, dan sinyal polarisasi ganda diterima secara simultan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi64jds9aVmxxJSnj7sPOEPrrW9iwpgIYl0C7gZnTjHKdHUCzObSKrlY_s22vtprWyomNKxV4BN5-73_RSmD-XdRTpVrt5LdHjmIRhrA0YZdY4nXJ_k1i7BxeDgtUWLAKckrRibOhdigyw/s400/ALOS.png
Gambar.7.Satelit ALOS




7.      GeoEye
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
GeoEye-1 dikeluarkan oleh GeoEye Inc yang sebelumnya juga mengeluarkan satelit bernama IKONOS yang merupakan satelit sub-meter komersial pertama di dunia. GeoEye-1 dilengkapi dengan teknologi-teknologi tercanggih yang pernah digunakan dalam sistem satelit komersial yang dibuat oleh perusahaan General Dynamics. Dalam pembuatannya, satelit ini memakan biaya sebesar $502 juta yang ditanggung oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) sebagai sponsor-sponsor utamanya. Pada satelit ini, terdapat logo Google yang terletak pada bagian samping roket Delta II yang meluncurkannya.
Sensor kamera pada satelit ini dibuat oleh ITT Corporation yang kemudian dikirimkan pada General Dynamics untuk diintegrasikan ke dalam GeoEye-1 pada Januari 2007. Gambar pertama yang dihasilkan oleh GeoEye-1 setelah proses kalibrasi selesai adalah foto udara dari kampus Universitas Kutztown yang terletak di pertengahan antara Reading dan Allentown, Pennsylvania dengan ketinggian orbit 423 mil atau 681 km di atas East Coast, Amerika.
a.             Spesifikasi dan Operasi
Satelit ini mampu menghasilkan gambar dengan resolusi 0,41 meter untuk sensor panchromatic (hitam-putih) dan 1,65 meter untuk sensor multispectral (berwarna). Kemampuan ini sangat ideal untuk proyek pemetaan skala besar. GeoEye-1 mengorbit pada ketinggian 681 km di atas permukaan bumi dan melaju dengan kecepatan 7,5 km per detik.
Selain resolusi spasial tersebut, GeoEye-1 juga memiliki tingkat akurasi tiga meter, yang berarti bahwa pengguna satelit ini dapat memetakan alam dan fitur buatan dalam jarak tiga meter dari lokasi sebenarnya di permukaan bumi tanpa adanya titik kontrol utama. Tingkat akurasi ini tidak pernah dicapai sebelumnya dalam sistem pencitraan komersial lainnya.
b.             Frekuensi Pengorbitan
GeoEye-1 mengorbit 15 kali per hari dan membutuhkan waktu 98 menit untuk satu kali orbit. Satelit yang berada pada ketinggian 681 km atau 423 mil dari permukaan bumi ini mengorbit dengan kecepatan sebesar 7,5 km/ detik atau 16.800 mil/ jam. Satelit ini dapat kembali ke titik pengorbitan sebelumnya dalam waktu 3 hari atau lebih cepat untuk mencari sudut pandang pencitraan yang diperlukan, Satelit ini melengkapi sistem satelit IKONOS yang juga dikeluarkan oleh GeoEye Inc, namun akan lebih cepat dalam proses pengumpulan gambarnya yaitu 40% lebih cepat untuk panchromatic dan 25% lebih cepat untuk multispectral. Bersama-sama, satelit GeoEye-1 dan IKONOS dapat mengumpulkan hampir 1 juta sq km hasil pencitraan setiap harinya.
c.              Volume Pencitraan
Dalam satu hari, GeoEye-1 dapat melakukan pencitraan terhadap wilayah dengan ukuran sampai 700.000 km2 atau sebesar kota Texas dalam mode panchromatic. Sedangkan dalam mode multispectral, GeoEye-1 melakukan pencitraan terhadap 350.000 km2 wilayah setiap harinya, setara dengan warna memotret di seluruh Negara Bagian New Mexico.
d.             Kamera
Teleskop optik, detektor, focal plane dan prosesor digital berkecepatan tinggi pada GeoEye-1 mampu mengolah gambar sebesar 700 juta piksel setiap detiknya. Kegesitan kamera GeoEye-1, membuatnya mampu untuk memperpanjang lebar petak kamera sebesar 15,2 km atau menghasilkan beberapa gambar dari target yang sama selama satu kali pengorbitan untuk membuat gambar stereo.
e.              Kegunaan
Satelit ini digunakan untuk menyediakan data-data peta satelit daratan di seluruh dunia yang akan memperkuat layanan peta berbasis web melalui Google Earth maupun Google Maps. Selain itu, GeoEye-1 juga memberikan data hasil pencitraan beresolusi tinggi pada National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) untuk kepentingan pemerintah Amerika Serikat.
Pengguna GeoEye-1 memiliki pilihan untuk memesan hasil pencitraan dalam bentuk gambar biasa, sudah dimodifikasi, atau dalam bentuk gambar stereo sebagai produk-produk yang dihasilkan. Produk GeoEye-1 akan memberikan berbagai aplikasi untuk :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/d/d7/Geoeye-13.jpg/300px-Geoeye-13.jpg
Gambar. 8. GeoEye

7.       Satelit WorldView
WorldView-2 adalah satelit milik Digitalglobe generasi terbaru yang menyusul generasi sebelumnya WorldView-1. Satelit ini diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009, di California, U.S.A. dan menempati orbit polar, circular dan sun-synchronous jam 10:30 pagi dengan ketinggian 770 km. Misi pertama kali satelit ini adalah mengumpulkan citra digital resolusi tinggi 0.46 – 1.84 meter untuk kebutuhan komersil yang bisa dibeli oleh publik, image yang ditawarkan dalam mode Panchromatik, Multispektral (R,G,B, NIR1) dan 4 band tambahan (Coastal, Yellow, Red Edge, NIR2).
Hasil dari pemotretan atau perekaman sensor pada satelit tersebut adalah gambaran nyata dari keadaan permukaan bumi pada saat pemotretan dilakukan, sehingga dengan demikian bisa digunakan sebagai bahan dasar acuan dalam pemetaan. Pemetaan yang akurat sesuai dengan gambaran keadaan riil di lapangan akan memberikan informasi yang tepat dan sangat dibutuhkan dalam rangka inventarisasi sumber daya alam dan lingkungan di suatu daerah yang berguna bagi penyusunan program-program atau rencana-rencana pembangunan di daerah tersebut.
a.             Tabel. 8. Karakteristik Worldview-2
Peluncuran
Tanggal : 8 Oktober 2009
Roket Peluncur : Delta 7920
Lokasi Peluncuran : Vandenberg Air Force Base, California
Orbit
Tinggi : 770 kilometer Sun synchronous, jam 10:30 am descending node
Periode orbit : 100 menit
Masa Operasi
7.25 tahun, meliputi seluruh yang terpakai dan yang mengalami penyusutan (mis. bahan bakar).
Dimensi Satelit, Bobot & Power
4.3 meter tinggi x 2.5 meter lebar, 7.1 meter lebar panel energi surya
Bobot : 2800 kilogram
,
3.2 kW panel surya, 100 Ahr battery
Sensor Bands
  • Pankromatik
  • 8 Multispektral:
o        4 standard colors: blue, green, red, near-IR 1
o        4 new colors: coastal, yellow, red edge, near-IR 2
Resolusi Sensor (GSD = Ground Sample Distance)
Pankromatik : 0.46 meter GSD pada nadir, 0.52 meter GSD pada 20° off-nadir, Multispektral: 1.84 meter GSD pada nadir
2.08 meter GSD pada 20° off-nadir
, (catatan : citra satelit harus diresampling ke ukuran 0.5meters bagi kostumer di luar pemerintahan Amerika)
Dynamic Range
11-bit per pixel
Lebar Sapuan
16.4 kilometer pada nadir
Kapasitas penyimpanan
2199 gigabit
Perekaman per orbit
524 gigabit
Maksimal area terekam pada sekali lintas
65.6 km x 110 km mono
48 km x 110 km stereo
Putaran ke lokasi yg sama
1.1 hari pada 1 meter GSD atau kurang
3.7 hari pada 20° off-nadir atau kurang (0.52 meter GSD)
Ketelitian lokasi (CE 90)
  • 6.5m CE90, dengan perkiraan antara 4.6 s/d 10.7 meter CE90, di luar pengaruh terrain dan off-nadir
  • 2.0 m jika menggunakan registrasi titik kontrol tanah
Satelit WorldView-2 dengan bobot sekitar 2800 Kg, mengorbit pada ketinggian 770 Km dengan periode 100 menit, akan merekam citra resolusi tinggi dengan ukuran eksposure satu titik wilayah target seluas 16.4 km x 16.4 km atau eksposur secara long-strip seluas 250 km x 16.4 km.
Kemampuan WorldView-2 dalam pengumpulan data secara Long strip, Area yang cukup luas maupun titik-titik eksposur yang tersebar serta pengumpulan data image secara stereo.
• Resolusi spasial : 0.46 m – 0.52 m dan 1.82 m
• Jumlah band (saluran spektral): 8 band (Red, Green,
   Blue, NIR1, NIR2, Red edge, Coastal blue, Yellow)
• Luas coverage 1 kali potret di atas nadir : 16.4 km x   16.4 km
• Kapasitas pemotretan 975,000 km² per hari
Keuntungan yang dimiliki citra WorldView-2 adalah :
  • Menyajikan detail image yang cukup tinggi untuk pembuatan peta skala besar.
  • Memberikan kemampuan dalam mendeteksi perubahan-perubahan yang kecil, pemetaan dan analisis citra secara multi spektral.
  • Memiliki kemampuan dalam pengumpulan, penyimpanan dan pengiriman data serta waktu kunjungan kembali (revisit time) sangat singkat, sehingga update image secara keseluruhan bisa dilakukan lebih sering dibandingkan dengan satelit-satelit lainnya.
Dengan resolusi spasial yang cukup tinggi tersebut objek-objek seperti bangunan, jembatan, jalan serta berbagai infrastruktur lain dapat terlihat secara detail dan jelas, sehingga bisa diaplikasikan dalam pemetaan sekala besar dan aplikasi dalam hal penyajian data yang memuat infrastruktur, sumber daya alam bahkan untuk keperluan pengelolaan tanah (manajemen pertanahan dan identifikasi objek pajak), perencanaan perkotaan, pertanian dan sebagainya.
worldview-2"Citra Satelit"
Gambar.9 Satelit WorldView


DAFTAR PUSTAKA
Ø   Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Ø   Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Ø   Howard John, A. 1991.  Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan.  Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.
Ø   Lillesand, T.M and R.W. Kiefer, 1979.  Remote Sensing and Image Interpretation, John Wiley and Sons.  New York.
Ø   Danoedoro, Projo. 2004. Satelit Mata-mata untuk Lingkungan. Kompas online :
Ø   Jaya. I.N.S. 2002. Penginderaan Jauh Satelit untuk Kehutanan. LaboratoriumInventarsisasi Hutan, Jurusan Manjemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB
Ø   Janssen, L.F.L and Huurneman C.G. 2001. Principles of Remote Sensing. ITCEducational Texbooks Series. ITC, Enshede, Netherlands
Ø   Lillesand dan Kiefer, 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Dulbahri(Penerjemah). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar