4. JENIS-JENIS IKAN PELAGIS BESAR
Ikan
dalam arti sebenarnya adalah makhluk hidup / binatang bertulang belakang yang
selama hidupnya (hidup) di dalam air, bernafas dengan insang, berdarah dingin,
bersisik / tidak, dan bersirip (berpasangan dan tunggal). Ikan ekonomis penting
sebagian besar merupakan ikan pelagis. Ikan pelagis umumnya hidup di daerah
neritik (kedalaman 0 – 200 meter) dan membentuk schooling juga berfungsi
sebagai konsumen antara dalam food chain (antara produsen dengan ikan ikan
besar) sehingga perlu upaya pelestarian.
Berdasarkan habitatnya ikan pelagis dibagi menjadi ikan pelagis kecil dan pelagis besar. Menurut Komnas Kajiskanlaut, 1998. yang termasuk ikan-ikan utama dalam kelompok ikan pelagis besar diantaranya; Tuna dan Cakalang (Madidihang, Tuna Mata Besar, Albakora Tuna Sirip Biru, Cakalang), Marlin (Ikan Pedang, Setuhuk biru, Setuhuk hitam, Setuhuk loreng, Ikan Layaran), Tongkol dan Tenggiri (Tongkol dan Tenggiri), dan Cucut (Cucut Mako).
Berdasarkan habitatnya ikan pelagis dibagi menjadi ikan pelagis kecil dan pelagis besar. Menurut Komnas Kajiskanlaut, 1998. yang termasuk ikan-ikan utama dalam kelompok ikan pelagis besar diantaranya; Tuna dan Cakalang (Madidihang, Tuna Mata Besar, Albakora Tuna Sirip Biru, Cakalang), Marlin (Ikan Pedang, Setuhuk biru, Setuhuk hitam, Setuhuk loreng, Ikan Layaran), Tongkol dan Tenggiri (Tongkol dan Tenggiri), dan Cucut (Cucut Mako).
1 . IKAN TUNA (dari
faili Scornbrihae )
Tuna adalah ikan
laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili Scombridae, terutama genus Thunnus.
Ikan ini adalah perenang handal (pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak
seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna putih, daging tuna
berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak
mengandung myoglobin dari pada ikan lainnya. Beberapa
spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna
sirip biru (Thunnus
thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas
ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan
dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna
adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi (Anonim. 2010)
1.1 TAKSONOMI IKAN TUNA
Menurut
Saanin (1984), klasifikasi ikan Tuna adalah sebagai berikut :
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Famili
: Scombridae
Genus
: Thunnus
1,2. MORFOLOGI IKAN TUNA
Ikan Tuna termasuk dalam keluarga Scombroidae, tubuhnya
seperti torpedo disebut fusiform sedikit memipih di sisi-sisinya dan
dengan moncong meruncing. mempunyai dua sirip pungung, sirip depan yang
biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang. Mempunyai jari-jari sirip
tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Sirip dada
terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak ke dalam
dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Tubuh ikan Tuna
tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian
atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang berwarna kuning
cerah dengan pinggiran berwarna gelap (Ditjen Perikanan, 1983). Di kedua sisi
batang ekor masing-masing terdapat dua lunas samping berukuran kecil; yang pada
beberapa spesiesnya mengapit satu lunas samping yang lebih besar. Tubuh
kebanyakan dengan wilayah barut badan (corselet), yakni bagian di
belakang kepala dan di sekitar sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan agak besar. Bagian
tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang belakang (vertebrae) antara 31–66 buah.
1.3.
JENIS-JENIS IKAN TUNA
Berikut
merupakan jenis – jenis ikan tuna yang ada di perairan Indonesia menurut Nontji
(2002) ada lebih dari 48 spesies Tuna. Marga Thunnus sendiri memiliki 9
spesies,(Nanun hanya 3 spesies yang saya ambil ) diantaranya:
1.3.1
Tuna Mata Besar
Nama Lain : Bigeye Tuna
Jenis : Thunnus obesus
Ukuran : Umumnya 25-500 kg, kadang mencapai 150 kg
Karakter : Ukuran Tuna yang baik dan perlawanan yang setara dengan ukurannya.
Nama Lain : Bigeye Tuna
Jenis : Thunnus obesus
Ukuran : Umumnya 25-500 kg, kadang mencapai 150 kg
Karakter : Ukuran Tuna yang baik dan perlawanan yang setara dengan ukurannya.
Sistrbusi Tuna mata besar
(Thunnus obesus) menyebar dari Samudera Pasifik melalui perairan di antara
pulau-pulau di Indonesia sampai ke Samudera Hindia. Ikan ini terutama ditemukan
di perairan sebelah selatan Jawa, sebelah barat daya Sumatera Selatan, Bali,
Nusa Tenggara, Laut Banda dan Laut Maluku. Menurut Uda (1952) dalam Laevastu
dan Hela (1970), tuna mata besar merupakan jenis yang memiliki toleransi suhu
yang paling besar, yaitu berkisar antara 11-28oCdengan kisaran suhu penangkapan
antara 18-23Oc
1.3.2
Tuna Sirip Panjang
Nama Lain : Albacore, Longfin Tuna
Jenis : Thunnus alalunga
Ukuran : Umum 5-25 kg, kadang mencapai 40 kg lebih
Karakter : Dikenal karena kegigihannya, bahkan diantara keluarga Tuna yang tangguh sekalipun.
Nama Lain : Albacore, Longfin Tuna
Jenis : Thunnus alalunga
Ukuran : Umum 5-25 kg, kadang mencapai 40 kg lebih
Karakter : Dikenal karena kegigihannya, bahkan diantara keluarga Tuna yang tangguh sekalipun.
Sebaran Tuna Albakora (Thunnus
alalunga) sangat dipengaruhi oleh suhu. Jenis ini menyenangi suhu yang relatif
lebih rendah, Albakora juga memiliki ukuran yang relative lebih kecil
dibandingkan dua jenis tuna di atas. Sedangkan Tuna Sirip Biru (Thunnus
maccoyi) didapatkan menyebar hanya di belahan bumi selatan. Oleh karena itu
jenis ini sering disebut sebagai Southern Bluefin Tuna. Ikan ini tidak terlalu
banyak tertangkap oleh nelayan Indonesia.
Jenis Tuna dan Cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis Tuna dan Cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur (longitude) tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang (latitude) (Nakamura, 1969 dalam Yunus, 2000) . Di Indonesia (Uktolseja et al., 1991 dalam Yunus, 2000), tuna hampir didapatkan menyebar di seluruh perairan di Indonesia. Khususnya di perairan Indonesia bagian barat meliputi Samudera Hindia, sepanjang pantai utara dan timur Aceh, pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Di perairan Indonesia bagian timur meliputi Laut Banda Flores, Halmahera, Maluku, Sulawesi, perairan Pasifik di sebelah utara Irian Jaya dan Selat Makasar.
Jenis Tuna dan Cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis Tuna dan Cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur (longitude) tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang (latitude) (Nakamura, 1969 dalam Yunus, 2000) . Di Indonesia (Uktolseja et al., 1991 dalam Yunus, 2000), tuna hampir didapatkan menyebar di seluruh perairan di Indonesia. Khususnya di perairan Indonesia bagian barat meliputi Samudera Hindia, sepanjang pantai utara dan timur Aceh, pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Di perairan Indonesia bagian timur meliputi Laut Banda Flores, Halmahera, Maluku, Sulawesi, perairan Pasifik di sebelah utara Irian Jaya dan Selat Makasar.
2. IKAN
LAYANG
Ikan
layang (Decapterus russelli) merupakan salah satu jenis ikan
laut yang sering dijadikan sebagai teman nasi. Orang banyak yang menyukai ikan
ini disamping rasanya enak ikan ini juga mempunyai nilai giji yang tinggi.
Tingkat konsumsi ikan di negara kita masih rendah bila dibandingkan dengan
negara-negara di tetangga kita, oleh karena itu sangatlah cocok bila ikan
layang (Decapterus russelli) ini dijadikan sebagai makanan yang
dikonsumsi sehari-hari sebagai salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi ikan
di masyarakat (Anonim, 2010a).
2.1 Klasifikasi ikan layang menurut Anonim (2010b)
adalah sebagai berikut.
Filum : Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
SubOrdo
: Percoidei
Famili
: Carangidae
Genus
: Decapterus
Spesies
: Decapterus russelli Ruppell
Ikan layang (Decapterus russelli) mempunyai nama umum round scad.
Ikan layang (Decapterus russelli) merupakan
ikan yang mempunyai kemampuan bergerak dengan cepat di air laut. Tingginya
kecepatan tersebut dapat dicapai karena bentuk tubuhnya yang seperti cerutu dan
mempunyai sisik yang sangat halus. Ikan layang (Decapterus
russelli) bentuk tubuh seperti cerutu tetapi agak pipih, sirip dada
lebih pendek dari panjang kepala, maxilla hampir mencapai lengkung mata
terdepan, ikan layang (Decapterus russelli) dalam keadaan segar seluruh
tubuhnya berwarna merah jambu, dan pada bagian belakang tutup insang terdapat
totol hitam. Ciri-ciri ikan layang (Decapterus russelli) adalah
bentuk tubuh memanjang dan agak gepeng, sirip dada berbentuk falcate dan
ujung sirip tersebut mencapai awal dari sirip punggung kedua (Anonim 2010b).
2.2 SEBARAN IKA LAYANG
Ikan Layang (Decapterus Lajang) bersifat Stenohaline. Hidup secara berkelompok, menghendaki perairan yang jernih dan merupakan ikan karnivora (plankton, crustacea). Sebaran di Indonesia terdapat di perairan Ambon, Ternate, Laut Jawa
Ikan
cucut dan pari merupakan ikan bertulang rawan yang termasuk ke dalam kelas
Chondrichthyes. Tercatat setidaknya 900 sampai 1100 jenis cucut dan pari di
dunia yang termasuk ke dalam kelompok ini (DEMSKI & WOURMS, 1993). Bahkan
menurut COMPAGNO (2002), kini tercatat sekitar 1200 jenis ikan cucut dan pari
(Chondrichthyes) yang ada di dunia, baik yang sudah teridentifikasi maupun yang
belum teridentifikasi. Kelas Chondrichthyes ini terbagi menjadi dua sub kelas
yaitu sub kelas Holocephalii dan sub kelas Elasmobranchii. Ikan cucut termasuk
ke dalam sub kelas Elasmobranchii, yang merupakan kelompok yang dominan dan
ikan-ikan bertulang rawan (DEMSKI & WOURMS, 1993)
Selama ini orang awam selalu mendeskripsikan
ikan cucut sebagai ikan laut dengan ukuran tubuh yang besar dan cenderung
membahayakan hidup manusia apabila kita menjumpainya. Anggapan tersebut tidak
sepenuhnya benar, karena temyata ikan cucut tidak hanya hidup di laut tetapi
ada pula yang ditemukan di perairan tawar seperti ikan cucut Sentani yang
dijumpai di Danau Sentani, Irian Jaya (WIBOWO & SUSANTO, 1995). Walaupun
begitu, umumnya ikan-ikan bertulang rawan memang hidup di perairan yang
memiliki salinitas tinggi atau dengan kata lain cenderung hidup di laut, dan
hanya sekitar 5% saja yang hidup di perairan tawar (COMPAGNO, 1990). Selain
itu, ukuran ikan cucut pun bermacam-macam mulai dari yang memiliki panjang
tubuh hanya puluhan sentimeter pada saat dewasa sampai pada yang memiliki
ukuran mencapai belasan meter, tergantung dari jenis dan habitat ikan cucut
tersebut. Pada umumnya, rata-rata panjang maksimum tubuh ikan cucut dapat
mencapai 1,5m (COMPAGNO dalam COMPAGNO, 1990). Walaupun demikian,
3.1 KALSIFIKASI IKAN CUCUT
Phillum : Vertebrata
Sub
Phillum : Craniata
Super Kelas : Gnathustomata
Kelas : Chondrichthyes (cartilaginous fishes)
Sub Kelas : Holocephali (chimaeras and fossil
relatives)
Bangsa :
Chimaeriformes (chimaeras or silver sharks)
Cohort : Euselachii (modern sharks and
fossil relatives)
Subcohort : Neoselachii (modern sharks)
Superorder : Squalomorphi
squalomorph sharks)
Bangsa : Hexanchiformes (cow and frilled
sharks)
Bangsa : Squaliformes (dogfish
sharks)
Bangsa : Squatiniformes (angel
sharks)
Bangsa : Pristiophoriformes
(sawsharks)
Bangsa : Rajiformes (batoids) —
Pari
Superorder : Galeomorphi
(galeomorph sharks)
Bangsa : Heterodontiformes
(bullhead sharks)
Bangsa : Lamniformes (mackerel
sharks)
Bangsa : Orectolobiformes (carpet
sharks)
Bangsa : Carcharhiniformes (ground
sharks)
Ke-sepuluh
bangsa dari kelas Chondrichthyes tersebut dapat ditemukan di Indonesia, akan
tetapi hingga saat ini belum ada jumlah yang pasti mengenai jumlah jenis ikan
cucut dan ikan-ikan bertulang rawan lainnya yang hidup di perairan Indonesia.
3.2 MORFOLOGI IKAN CUCUT
Sebagai
ikan bertulang rawan, cucut memiliki ciri-ciri morfologi yang amat berbeda
dengan ikan-ikan bertulang sejati (Teleostei). Ciri yang paling mencolok
terlihat adalah dari bentuk insangnya yang tidak berkatup, bentuk sirip, serta
bentuk sisiknya yang placoid. Seperti telah disebutkan di atas, umumnya orang
mendeskripsikan bentuk ikan cucut sebagai sosok ikan raksasa yang mengerikan
dan ketika berenang menyembulkan sirip punggungnya ke permukaan air, sehingga
orang selalu berharap tidak menjumpainya ketika berenang di laut. Gambaran
tersebut hanyalah mewakili sebagian dari beragam jenis ikan cucut atau hiu yang
ada di dunia, karena
Umumnya
cucut memiliki bentuk tubuh yang ' stream-line’ atau aerodinamis, dengan
didukung oleh rangka tubuh yang terdiri dari tulang rawan yang bersifat ringan
dan elastis. Tubuh cucut cenderung lentur dan dapat bergerak dengan fleksibel
dan cepat. Berdasarkan bentuk tubuhnya apabila dipotong melintang di tiga
bagian, yaitu kepala, badan dan ekor. Dean cucut memiliki bentuk potongan tubuh
yang beibeda-beda di ketiga bagian tersebut, tidak seperti halnya ikan-ikan
bertulang sejati yang memiliki bentuk potongan tubuh yang sama (seperti bentuk
tubuh yang compress atau depress). Bentuk potongan tubuh cucut
apabila dipotong di bagian kepala memiliki bentuk yang cenderung depress (elips),
sedangkan dibagian badannya berbentuk bulat, dan di bagian ekor memiliki bentuk
seperti kepala hanya berukuran lebih kecil
3.3. JENIS IKAN CUCUT
.,Nama ndonesia :
Cucut buaya/areuy
Nama ternasional :
Crocodile shark
Nama Latin : Pseudocarcharias spp.
Nama Lokal : cucut (Pelabuhan Perikanan
Banjarmasin)
Daerah Sebar : Tersebar di perairan pesisir dan laut lepas pada waktu
tertentu memasuki estuaria, perairan
selatan jawa
Deskipsi : Tubuh besar tetapi ramping, panjang
70 - 110 cm, warna kehitaman cenderung
didasar perairan
3.4
,Nama Indonesia : Ikan gergaji
Nama Internasional :
Sawfishes
Nama Latin : Pristis
spp
Nama Lokal : Ikan gergaji (PPI Muara Kintap),
ikan gergaji (Pelabuhan Perikanan Banjarmasin)
Daerah Sebar : secara umum memiliki jangkauan luas
meliputi perairan lepas pantai, pantai air payau, dan muara sungai
Deskripsi : Ordo Batoidae, Famili Pristidae,
genus Pristis. Celah insang sebanyak 5 pasang yang terletak di bagian ventral
kepala, celah kebelakang; sirip punggung kecil kadang-kadang tidak ada, bentuk insang
tertutup oleh sirip dada yang besar, melebar kemuka dan mirip ikan hiu; badan
tidak terlalu gepeng; sirip dada tidak terlalu besar meskipun agak melebar,
sirip ekor menyerupai sirip ekor hiu; sirip punggung sempurma seprti hiu,
moncong tubuh memanjang dengan gigi kuat, lancip pada kedua sisi; gigi-gigi
menyerupai gergaji, berjumlah 23-25 buah pada masing-masing sisinya; pada kedua
rahang terdapat kurang lebih 62 baris gigi -gigi halus; kulit kasar.
Ovovivipar. Tergolong ikan besar. Warna bagian atas abu-abu sedikit gelap
sedangkan bagian bawah berwarna putih. Ukuran
3.5 DISTRIBUSI IKAN CUCUT SECARA UMUM
Cucut dapat ditemukan di seluruh
perairan laut di dunia, mulai dari perairan tropis hingga ke daerah sub tropis,
dan dari perairan pantai hingga ke lautan terbuka. Pada umumnya cucut hidup
pada kedalaman 50 meter dari permukaan laut, tapi beberapa jenis cucut bahkan
ada yang dapat hidup hingga kedalaman 800 meter (PYERS, 2000). Jenis-jenis
cucut pelagis (pelagic sharks) umumnya mempunyai penyebaran yang luas di
perairan dunia. Jenis yang mempunyai penyebaran yang amat luas contohnya adalah
cucut biru, Prionace glauca (Blue shark), ikan ini melakukan migrasi
musiman di perairan Pasifik dari 20° hingga 57° Lintang Utara, dengan jarak
lebih dari 2800 km (STRASBURG dalam BRES, 1993). Bahkan menurut PYERS (2000),
berdasarkan penelitian terhadap cucut biru yang diberi tanda (tagging) dan
kemudian di lepas di perairan dekat Inggris, pernah tertangkap kembali di
perairan pantai Brazil. Hal ini menunjukkan jauhnya migrasi ikan tersebut. Jenis
lain yang melakukan migrasi yang luas adalah cucut mako (Isurus sp.)
yang bermigrasi pada perairan dengan temperatur antara 17 hingga 22°C, mereka
dapat menempuh perjalanan migrasi hingga 2000 km (MOJETTA, 1997). Hal tersebut
menunjukkan cucut memiliki sebaran yang luas di dunia. Selain jenis-jenis yang
melakukan migrasi, ada pula jenis-jenis yang memang biasa ditemukan di perairan
pantai ataupun perairan yang bertemperatur hangat di seluruh dunia seperti
cucut macan (Galeocerdo cuvier) dan cucut putih raksasa (Carcharodon
carcharias). Cucut putih raksasa biasa ditemukan di perairan pantai
subtropis ataupun tropis, bahkan ditemukan pula di lautan terbuka di dekat
pulau-pulau kecil (PYERS, 2000). Jenis cucut ini diyakini sebagai cucut
terganas dan paling ditakuti manusia, tapi ikan cucut ini tidak ditemukan di
perairan Indonesia.
4. IKAN TERBANG
Ikan Terbang
dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan nama Hirundichthys Oxycephalus
merupakan salah satu komponen ikan pelagis yang ditemukan di perairan
tropis dan sub tropis dengan kondisi perairan tidak keruh dan berlumpur serta
dibatasi oleh isotetherm 20oC. Ikan terbang hidup dipermukaan laut,
termasuk perenang cepat, menyukai cahaya pada malam hari dan mampu meluncur
keluar dari permukaan air dan melayang di udara dengan sangat cepat. Ikan
terbang menggunakan tubuh aerodinamisnya untuk menembus permukaan air pada
kecepatan tinggi dan siripnya yang besar dan aneh berfungsi seperti sayap untuk
menjaganya tetap melayang di atas gelombang.
Ikan terbang
pada dasarnya bukanlah hewan terbang, seperti burung, tapi hanya melayang di
permukaan air laut. Ikan terbang dengan mudah dapat menempuh jarak hingga 200
meter atau lebih dan dapat mencapai ketinggian yang lumayan tinggi untuk bisa
mendarat di dek kapal. Bisa kita bayangkan dengan jarak yang bisa ditempuh
sejauh 200 meter bahkan bisa lebih, ikan terbang berada di atas permukaan air
laut dimana pada saat di udara ikan tidak bisa bernafas ataupun menggunakan
insangnya. Satu bukti bahwa ikan terbang ini mempunyai insang dan sirip yang
luar biasa.
4.1 MORFOLOGI
Panjang tubuh
ikan terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 3,9-4,1 kali panjang kepala
dan 5,8-6,4 kali tinggi tubuh dan memiliki panjang rata-rata 18cm. Tubuhnya
bulat memanjang seperti cerutu, agak termampat pada bagian samping. Bagian atas
tubuh berwarna gelap, bagian bawah tubuh mengkilap, hal ini bertujuan untuk
menghindari pemangsa baik dari udara maupun dari air.
Sirip dorsal
dan anal transparan, sirip ekor abu-abu, sirip ventral keabu-abuan di bagian
atas dan terang di bagian bawah, sirip pectoral abu-abu tua dengan
belang-belang pendek. Sirip pectoral panjang dan dapat diadaptasikan untuk
melayang dan mengandung banyak duri lemah dengan duri pertama tidak bercabang
dan sisanya bercabang. Duri-duri lemah pada sirip dorsal berjumlah 10-12, pada
sirip anal 1-12, pada sirip pectoral 14-15 dengan sirip pertama tidak
bercabang.
Sirip ventral
tidak mencapai sirip dorsal dengan pangkal sirip ventral lebih dekat ke ujung
posterior kepala daripada ke pangkal ekor. Sirip pectoral mencapai belakang
sirip dorsal. Sirip ekor cagak (deeply emarginated) dengan sirip
bagian bawah lebih panjang. Garis lateral terletak pada bagian bawah tubuh.
Sisik sikloid berukuran relative besar dan mudah lepas dengan sisik pradorsal
32-37 buah dan jumlah sisik pada poros tubuh 51-56 buah.
4.2
DISTRIBUSI IKAN TERBANG
Ikan
ini yang terdapat di Samudra Hindia dan menjadi buruan dalam kegiatan hobi
olahraga memancing di Pelabuhan Ratu. Selain di situ juga terdapat di Samudra
Pasifik. Berada pada air dengan suhu 21-30 derajat Celcius dan jarang dijumpai
di perairan dingin. Ikan ini dapat dengan cepat diidentifikasi karena ini
satu-satunya marlin yang memiliki sirip punggung yang kaku. Sirip ini tidak
bisa dilipat ke badannya. Garis punggungnya jarang sekali tampak jelas pada
ikan dewasa.
4.3 JENIS-JENIS IKAN TERBANG
Ikan Marlin (Xiphias
sp.)
Ikan
marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scombroid fish”, yang terdiri dari
±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di seluruh dunia,
dikedalaman 400-500 meter dibawah permukaan laut dan mengadakan migrasi (ruaya)
untuk bertelur. Badannya berbentuk cerutu dan panjangnya kira-kira 14,5 ft (4,5
meter) dan beratnya mencapai 1190 pounds (540 kg) untuk marlin terbesar yang
pernah ditemukan. Ikan ini termasuk ikan perenang cepat, dan termasuk ikan
pemakan daging atau karnivora (Abdiawan 2008).
Klasifikasi
Ikan Marlin menurut Anonim (2008) dalam Abdiawan (2008) adalah :
Filum
: Chordata
Sub
filum : Vertebrata
Class
: Asteichthyes
Ordo
: Perciformer
Famili
: Scombroidei
Genus
: Xiphias
MARLIN HITAM
NAMA LAIN : Black Marlin, White Marlin, Silver Marlin
JENIS : Makaira Indica
UKURAN : Perkiraan berat maximum 1.000 Kg.
KARAKTER : Sangat kuat dan luar biasa cepat yang mana bukan hanya menguji pemancing dan pirantinya tetapi juga seluruh kru kapal. Berenang cepat dipermuka-an, lalu menyelam di kedalaman yang dapat menyebab-kan kenur putus karena hambatan air.
MARLIN BIRU
NAMA LAIN : Blue Marlin, Pacific Blue Marlin
JENIS : Makaira Mazara ( Marlin Biru Pacific),
Makaira Nigricans (Marlin Biru Atlantic)
UKURAN : Dapat mencapai berat 1.200 Kg lebih (Pacific)
KARAKTER : Lebih kuat dari Marlin Hitam dan untuk menangkap Marlin Biru sangat pasti diperlukan kerja tim. Biasanya bertarung lebih dalam dibandingkan dengan Marlin Hitam atau Marlin Loreng.
NAMA LAIN : Blue Marlin, Pacific Blue Marlin
JENIS : Makaira Mazara ( Marlin Biru Pacific),
Makaira Nigricans (Marlin Biru Atlantic)
UKURAN : Dapat mencapai berat 1.200 Kg lebih (Pacific)
KARAKTER : Lebih kuat dari Marlin Hitam dan untuk menangkap Marlin Biru sangat pasti diperlukan kerja tim. Biasanya bertarung lebih dalam dibandingkan dengan Marlin Hitam atau Marlin Loreng.
DAFTAR
PUSTAKA
BRES, M. 1993. The
behaviour of sharks. Reviews in Fish Biology and Fisheries 3:133-159.
COMPAGNO, L.J.V. 1990.
Alternative life his-tory styles of cartilaginous fishes in time and space.
Environmental Biology of Fishes 28:33-75.
COMPAGNO, L.J.V. 2002.
FAO Species cata-logue for Fishery purpose. Sharks of the world an annotated
and illustrated catalogue of sharks species known to date. Vol.2. Bullhead,
mackerel and carpet sharks (Heterodontiformes, Lamniformes and
Orectolobiformes). FAO. Rome. 269 pp.
DEMSKIL.S and
J.P.WOURMS., 1993. The Reproduction and Development of Sharks, Skates, Rays and
Ratfishes: In-troduction, History, Overview, and Fu-ture Prospects. In The
Reproduction and Development of Sharks, Skates, Rays and Ratfishes. (L.S.
Demski and J.P. Wourms, eds.). Kluwer Academic Publishers. London: 7-21.
http://naskleng.blogspot.com/2008/05/ekosistem-padang-lamun-definisi.html
http://web.ipb.ac.id/%7Eitkipb/SIELT/lamun.php?load=klasifikasi.php
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0310/21/iptek/638686.htm
http://pksplipb.or.id/index.php?option=com
mntap gan
BalasHapus