Senin, 20 Oktober 2014

JENIS-JENIS IKAN PELAGIS BESAR



4.  JENIS-JENIS IKAN PELAGIS BESAR

Ikan dalam arti sebenarnya adalah makhluk hidup / binatang bertulang belakang yang selama hidupnya (hidup) di dalam air, bernafas dengan insang, berdarah dingin, bersisik / tidak, dan bersirip (berpasangan dan tunggal). Ikan ekonomis penting sebagian besar merupakan ikan pelagis. Ikan pelagis umumnya hidup di daerah neritik (kedalaman 0 – 200 meter) dan membentuk schooling juga berfungsi sebagai konsumen antara dalam food chain (antara produsen dengan ikan ikan besar) sehingga perlu upaya pelestarian.

Berdasarkan habitatnya ikan pelagis dibagi menjadi ikan pelagis kecil dan pelagis besar. Menurut Komnas Kajiskanlaut, 1998. yang termasuk ikan-ikan utama dalam kelompok ikan pelagis besar diantaranya; Tuna dan Cakalang (Madidihang, Tuna Mata Besar, Albakora Tuna Sirip Biru, Cakalang), Marlin (Ikan Pedang, Setuhuk biru, Setuhuk hitam, Setuhuk loreng, Ikan Layaran), Tongkol dan Tenggiri (Tongkol dan Tenggiri), dan Cucut (Cucut Mako).

 1  . IKAN TUNA (dari faili Scornbrihae )

Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili Scombridae, terutama genus Thunnus. Ikan ini adalah perenang handal (pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin dari pada ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip biru (Thunnus thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi (Anonim. 2010)

1.1    TAKSONOMI IKAN TUNA

 Menurut Saanin (1984), klasifikasi ikan Tuna adalah sebagai berikut :
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Famili              : Scombridae
Genus              : Thunnus

1,2.   MORFOLOGI IKAN TUNA

Ikan Tuna termasuk dalam keluarga Scombroidae, tubuhnya seperti torpedo disebut fusiform sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong meruncing. mempunyai dua sirip pungung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang. Mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Tubuh ikan Tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (Ditjen Perikanan, 1983). Di kedua sisi batang ekor masing-masing terdapat dua lunas samping berukuran kecil; yang pada beberapa spesiesnya mengapit satu lunas samping yang lebih besar. Tubuh kebanyakan dengan wilayah barut badan (corselet), yakni bagian di belakang kepala dan di sekitar sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan agak besar. Bagian tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang belakang (vertebrae) antara 31–66 buah.

1.3.  JENIS-JENIS IKAN TUNA

Berikut merupakan jenis – jenis ikan tuna yang ada di perairan Indonesia menurut Nontji (2002) ada lebih dari 48 spesies Tuna. Marga Thunnus sendiri memiliki 9 spesies,(Nanun hanya 3 spesies yang saya ambil ) diantaranya:

1.3.1        Tuna Mata Besar
Nama Lain  : Bigeye Tuna
Jenis                        : Thunnus obesus
Ukuran                   : Umumnya 25-500 kg, kadang mencapai 150 kg
Karakter     : Ukuran Tuna yang baik dan perlawanan yang setara dengan ukurannya.

Sistrbusi Tuna mata besar (Thunnus obesus) menyebar dari Samudera Pasifik melalui perairan di antara pulau-pulau di Indonesia sampai ke Samudera Hindia. Ikan ini terutama ditemukan di perairan sebelah selatan Jawa, sebelah barat daya Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara, Laut Banda dan Laut Maluku. Menurut Uda (1952) dalam Laevastu dan Hela (1970), tuna mata besar merupakan jenis yang memiliki toleransi suhu yang paling besar, yaitu berkisar antara 11-28oCdengan kisaran suhu penangkapan antara 18-23Oc

1.3.2        Tuna Sirip Panjang
Nama Lain      : Albacore, Longfin Tuna
Jenis                : Thunnus alalunga
Ukuran                        : Umum 5-25 kg, kadang mencapai 40 kg lebih
Karakter          : Dikenal karena kegigihannya, bahkan diantara keluarga Tuna yang tangguh sekalipun.

 
   Sebaran Tuna Albakora (Thunnus alalunga) sangat dipengaruhi oleh suhu. Jenis ini menyenangi suhu yang relatif lebih rendah, Albakora juga memiliki ukuran yang relative lebih kecil dibandingkan dua jenis tuna di atas. Sedangkan Tuna Sirip Biru (Thunnus maccoyi) didapatkan menyebar hanya di belahan bumi selatan. Oleh karena itu jenis ini sering disebut sebagai Southern Bluefin Tuna. Ikan ini tidak terlalu banyak tertangkap oleh nelayan Indonesia.
Jenis Tuna dan Cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis Tuna dan Cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur (longitude) tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang (latitude) (Nakamura, 1969 dalam Yunus, 2000) . Di Indonesia (Uktolseja et al., 1991 dalam Yunus, 2000), tuna hampir didapatkan menyebar di seluruh perairan di Indonesia. Khususnya di perairan Indonesia bagian barat meliputi Samudera Hindia, sepanjang pantai utara dan timur Aceh, pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Di perairan Indonesia bagian timur meliputi Laut Banda Flores, Halmahera, Maluku, Sulawesi, perairan Pasifik di sebelah utara Irian Jaya dan Selat Makasar.


2.  IKAN  LAYANG

Ikan layang (Decapterus russelli) merupakan salah satu jenis ikan laut yang sering dijadikan sebagai teman nasi. Orang banyak yang menyukai ikan ini disamping rasanya enak ikan ini juga mempunyai nilai giji yang tinggi. Tingkat konsumsi ikan di negara kita masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara di tetangga kita, oleh karena itu sangatlah cocok bila ikan layang (Decapterus russelli) ini dijadikan sebagai makanan yang dikonsumsi sehari-hari sebagai salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat (Anonim, 2010a).

 
2.1    Klasifikasi ikan layang menurut Anonim (2010b) adalah sebagai berikut.
Filum          : Chordata
Subfilum     : Vertebrata
Kelas          : Actinopterygii
Ordo           : Perciformes
SubOrdo     : Percoidei
Famili          : Carangidae
Genus         : Decapterus
Spesies       : Decapterus russelli Ruppell

Ikan layang (Decapterus russelli) mempunyai nama umum round scad. Ikan layang (Decapterus russelli) merupakan ikan yang mempunyai kemampuan bergerak dengan cepat di air laut. Tingginya kecepatan tersebut dapat dicapai karena bentuk tubuhnya yang seperti cerutu dan mempunyai sisik yang sangat halus. Ikan layang (Decapterus russelli) bentuk tubuh seperti cerutu tetapi agak pipih, sirip dada lebih pendek dari panjang kepala, maxilla hampir mencapai lengkung mata terdepan, ikan layang (Decapterus russelli) dalam keadaan segar seluruh tubuhnya berwarna merah jambu, dan pada bagian belakang tutup insang terdapat totol hitam. Ciri-ciri ikan layang (Decapterus russelli) adalah bentuk tubuh memanjang dan agak gepeng, sirip dada berbentuk falcate dan ujung sirip tersebut mencapai awal dari sirip punggung kedua (Anonim 2010b).


 

 
2.2    SEBARAN IKA LAYANG

         Ikan Layang (Decapterus Lajang) bersifat Stenohaline. Hidup secara berkelompok, menghendaki perairan yang jernih dan merupakan ikan karnivora (plankton, crustacea). Sebaran di Indonesia terdapat di perairan Ambon, Ternate, Laut Jawa


Ikan cucut dan pari merupakan ikan bertulang rawan yang termasuk ke dalam kelas Chondrichthyes. Tercatat setidaknya 900 sampai 1100 jenis cucut dan pari di dunia yang termasuk ke dalam kelompok ini (DEMSKI & WOURMS, 1993). Bahkan menurut COMPAGNO (2002), kini tercatat sekitar 1200 jenis ikan cucut dan pari (Chondrichthyes) yang ada di dunia, baik yang sudah teridentifikasi maupun yang belum teridentifikasi. Kelas Chondrichthyes ini terbagi menjadi dua sub kelas yaitu sub kelas Holocephalii dan sub kelas Elasmobranchii. Ikan cucut termasuk ke dalam sub kelas Elasmobranchii, yang merupakan kelompok yang dominan dan ikan-ikan bertulang rawan (DEMSKI & WOURMS, 1993)
 Selama ini orang awam selalu mendeskripsikan ikan cucut sebagai ikan laut dengan ukuran tubuh yang besar dan cenderung membahayakan hidup manusia apabila kita menjumpainya. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena temyata ikan cucut tidak hanya hidup di laut tetapi ada pula yang ditemukan di perairan tawar seperti ikan cucut Sentani yang dijumpai di Danau Sentani, Irian Jaya (WIBOWO & SUSANTO, 1995). Walaupun begitu, umumnya ikan-ikan bertulang rawan memang hidup di perairan yang memiliki salinitas tinggi atau dengan kata lain cenderung hidup di laut, dan hanya sekitar 5% saja yang hidup di perairan tawar (COMPAGNO, 1990). Selain itu, ukuran ikan cucut pun bermacam-macam mulai dari yang memiliki panjang tubuh hanya puluhan sentimeter pada saat dewasa sampai pada yang memiliki ukuran mencapai belasan meter, tergantung dari jenis dan habitat ikan cucut tersebut. Pada umumnya, rata-rata panjang maksimum tubuh ikan cucut dapat mencapai 1,5m (COMPAGNO dalam COMPAGNO, 1990). Walaupun demikian,

3.1   KALSIFIKASI IKAN CUCUT

Phillum : Vertebrata
         Sub Phillum : Craniata
                    Super Kelas : Gnathustomata
                                  Kelas : Chondrichthyes (cartilaginous fishes)
                                           Sub Kelas : Holocephali (chimaeras and fossil relatives)
                                                     Bangsa : Chimaeriformes (chimaeras or silver sharks)
                                                             Cohort : Euselachii (modern sharks and fossil relatives)
                                                            Subcohort : Neoselachii (modern sharks)
                                                 Superorder : Squalomorphi squalomorph sharks)
                                    Bangsa : Hexanchiformes (cow and frilled sharks)
                                                                         Bangsa : Squaliformes (dogfish sharks)
             Bangsa : Squatiniformes (angel sharks)
             Bangsa : Pristiophoriformes (sawsharks)
             Bangsa : Rajiformes (batoids) — Pari
             Superorder : Galeomorphi (galeomorph sharks)
              Bangsa : Heterodontiformes (bullhead sharks)
              Bangsa : Lamniformes (mackerel sharks)
              Bangsa : Orectolobiformes (carpet sharks)
             Bangsa : Carcharhiniformes (ground sharks)

Ke-sepuluh bangsa dari kelas Chondrichthyes tersebut dapat ditemukan di Indonesia, akan tetapi hingga saat ini belum ada jumlah yang pasti mengenai jumlah jenis ikan cucut dan ikan-ikan bertulang rawan lainnya yang hidup di perairan Indonesia.
 

3.2   MORFOLOGI IKAN CUCUT

Sebagai ikan bertulang rawan, cucut memiliki ciri-ciri morfologi yang amat berbeda dengan ikan-ikan bertulang sejati (Teleostei). Ciri yang paling mencolok terlihat adalah dari bentuk insangnya yang tidak berkatup, bentuk sirip, serta bentuk sisiknya yang placoid. Seperti telah disebutkan di atas, umumnya orang mendeskripsikan bentuk ikan cucut sebagai sosok ikan raksasa yang mengerikan dan ketika berenang menyembulkan sirip punggungnya ke permukaan air, sehingga orang selalu berharap tidak menjumpainya ketika berenang di laut. Gambaran tersebut hanyalah mewakili sebagian dari beragam jenis ikan cucut atau hiu yang ada di dunia, karena
Umumnya cucut memiliki bentuk tubuh yang ' stream-line’ atau aerodinamis, dengan didukung oleh rangka tubuh yang terdiri dari tulang rawan yang bersifat ringan dan elastis. Tubuh cucut cenderung lentur dan dapat bergerak dengan fleksibel dan cepat. Berdasarkan bentuk tubuhnya apabila dipotong melintang di tiga bagian, yaitu kepala, badan dan ekor. Dean cucut memiliki bentuk potongan tubuh yang beibeda-beda di ketiga bagian tersebut, tidak seperti halnya ikan-ikan bertulang sejati yang memiliki bentuk potongan tubuh yang sama (seperti bentuk tubuh yang compress atau depress). Bentuk potongan tubuh cucut apabila dipotong di bagian kepala memiliki bentuk yang cenderung depress (elips), sedangkan dibagian badannya berbentuk bulat, dan di bagian ekor memiliki bentuk seperti kepala hanya berukuran lebih kecil

 
 
 

3.3.  JENIS IKAN CUCUT
.,Nama ndonesia                    : Cucut buaya/areuy 
Nama ternasional                  : Crocodile shark 
Nama Latin                            : Pseudocarcharias spp. 
Nama Lokal                           : cucut (Pelabuhan Perikanan Banjarmasin) 
Daerah Sebar                        : Tersebar di perairan pesisir dan laut lepas pada waktu tertentu     memasuki estuaria, perairan selatan jawa
Deskipsi                                   : Tubuh besar tetapi ramping, panjang 70 - 110 cm, warna    kehitaman cenderung didasar perairan 

 
3.4   ,Nama Indonesia                       : Ikan gergaji 
Nama Internasional              : Sawfishes 
Nama Latin                            : Pristis spp 
Nama Lokal                           : Ikan gergaji (PPI Muara Kintap), ikan gergaji (Pelabuhan Perikanan Banjarmasin) 
Daerah Sebar                        : secara umum memiliki jangkauan luas meliputi perairan lepas pantai, pantai air payau, dan muara sungai 
Deskripsi                               : Ordo Batoidae, Famili Pristidae, genus Pristis. Celah insang sebanyak 5 pasang yang terletak di bagian ventral kepala, celah kebelakang; sirip punggung kecil kadang-kadang tidak ada, bentuk insang tertutup oleh sirip dada yang besar, melebar kemuka dan mirip ikan hiu; badan tidak terlalu gepeng; sirip dada tidak terlalu besar meskipun agak melebar, sirip ekor menyerupai sirip ekor hiu; sirip punggung sempurma seprti hiu, moncong tubuh memanjang dengan gigi kuat, lancip pada kedua sisi; gigi-gigi menyerupai gergaji, berjumlah 23-25 buah pada masing-masing sisinya; pada kedua rahang terdapat kurang lebih 62 baris gigi -gigi halus; kulit kasar. Ovovivipar. Tergolong ikan besar. Warna bagian atas abu-abu sedikit gelap sedangkan bagian bawah berwarna putih. Ukuran


    3.5   DISTRIBUSI IKAN CUCUT SECARA UMUM

Cucut dapat ditemukan di seluruh perairan laut di dunia, mulai dari perairan tropis hingga ke daerah sub tropis, dan dari perairan pantai hingga ke lautan terbuka. Pada umumnya cucut hidup pada kedalaman 50 meter dari permukaan laut, tapi beberapa jenis cucut bahkan ada yang dapat hidup hingga kedalaman 800 meter (PYERS, 2000). Jenis-jenis cucut pelagis (pelagic sharks) umumnya mempunyai penyebaran yang luas di perairan dunia. Jenis yang mempunyai penyebaran yang amat luas contohnya adalah cucut biru, Prionace glauca (Blue shark), ikan ini melakukan migrasi musiman di perairan Pasifik dari 20° hingga 57° Lintang Utara, dengan jarak lebih dari 2800 km (STRASBURG dalam BRES, 1993). Bahkan menurut PYERS (2000), berdasarkan penelitian terhadap cucut biru yang diberi tanda (tagging) dan kemudian di lepas di perairan dekat Inggris, pernah tertangkap kembali di perairan pantai Brazil. Hal ini menunjukkan jauhnya migrasi ikan tersebut. Jenis lain yang melakukan migrasi yang luas adalah cucut mako (Isurus sp.) yang bermigrasi pada perairan dengan temperatur antara 17 hingga 22°C, mereka dapat menempuh perjalanan migrasi hingga 2000 km (MOJETTA, 1997). Hal tersebut menunjukkan cucut memiliki sebaran yang luas di dunia. Selain jenis-jenis yang melakukan migrasi, ada pula jenis-jenis yang memang biasa ditemukan di perairan pantai ataupun perairan yang bertemperatur hangat di seluruh dunia seperti cucut macan (Galeocerdo cuvier) dan cucut putih raksasa (Carcharodon carcharias). Cucut putih raksasa biasa ditemukan di perairan pantai subtropis ataupun tropis, bahkan ditemukan pula di lautan terbuka di dekat pulau-pulau kecil (PYERS, 2000). Jenis cucut ini diyakini sebagai cucut terganas dan paling ditakuti manusia, tapi ikan cucut ini tidak ditemukan di perairan Indonesia.

4.    IKAN TERBANG

Ikan Terbang dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan nama Hirundichthys Oxycephalus merupakan salah satu komponen ikan pelagis yang ditemukan di perairan tropis dan sub tropis dengan kondisi perairan tidak keruh dan berlumpur serta dibatasi oleh isotetherm 20oC. Ikan terbang hidup dipermukaan laut, termasuk perenang cepat, menyukai cahaya pada malam hari dan mampu meluncur keluar dari permukaan air dan melayang di udara dengan sangat cepat. Ikan terbang menggunakan tubuh aerodinamisnya untuk menembus permukaan air pada kecepatan tinggi dan siripnya yang besar dan aneh berfungsi seperti sayap untuk menjaganya tetap melayang di atas gelombang.
Ikan terbang pada dasarnya bukanlah hewan terbang, seperti burung, tapi hanya melayang di permukaan air laut. Ikan terbang dengan mudah dapat menempuh jarak hingga 200 meter atau lebih dan dapat mencapai ketinggian yang lumayan tinggi untuk bisa mendarat di dek kapal. Bisa kita bayangkan dengan jarak yang bisa ditempuh sejauh 200 meter bahkan bisa lebih, ikan terbang berada di atas permukaan air laut dimana pada saat di udara ikan tidak bisa bernafas ataupun menggunakan insangnya. Satu bukti bahwa ikan terbang ini mempunyai insang dan sirip yang luar biasa.

4.1 MORFOLOGI

Panjang tubuh ikan terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 3,9-4,1 kali panjang kepala dan 5,8-6,4 kali tinggi tubuh dan memiliki panjang rata-rata 18cm. Tubuhnya bulat memanjang seperti cerutu, agak termampat pada bagian samping. Bagian atas tubuh berwarna gelap, bagian bawah tubuh mengkilap, hal ini bertujuan untuk menghindari pemangsa baik dari udara maupun dari air.
Sirip dorsal dan anal transparan, sirip ekor abu-abu, sirip ventral keabu-abuan di bagian atas dan terang di bagian bawah, sirip pectoral abu-abu tua dengan belang-belang pendek. Sirip pectoral panjang dan dapat diadaptasikan untuk melayang dan mengandung banyak duri lemah dengan duri pertama tidak bercabang dan sisanya bercabang. Duri-duri lemah pada sirip dorsal berjumlah 10-12, pada sirip anal 1-12, pada sirip pectoral 14-15 dengan sirip pertama tidak bercabang.
Sirip ventral tidak mencapai sirip dorsal dengan pangkal sirip ventral lebih dekat ke ujung posterior kepala daripada ke pangkal ekor. Sirip pectoral mencapai belakang sirip dorsal. Sirip ekor cagak (deeply emarginated) dengan sirip bagian bawah lebih panjang. Garis lateral terletak pada bagian bawah tubuh. Sisik sikloid berukuran relative besar dan mudah lepas dengan sisik pradorsal 32-37 buah dan jumlah sisik pada poros tubuh 51-56 buah.

4.2 DISTRIBUSI IKAN TERBANG

Ikan ini yang terdapat di Samudra Hindia dan menjadi buruan dalam kegiatan hobi olahraga memancing di Pelabuhan Ratu. Selain di situ juga terdapat di Samudra Pasifik. Berada pada air dengan suhu 21-30 derajat Celcius dan jarang dijumpai di perairan dingin. Ikan ini dapat dengan cepat diidentifikasi karena ini satu-satunya marlin yang memiliki sirip punggung yang kaku. Sirip ini tidak bisa dilipat ke badannya. Garis punggungnya jarang sekali tampak jelas pada ikan dewasa.

4.3 JENIS-JENIS IKAN  TERBANG

              Ikan Marlin (Xiphias sp.)
Ikan marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scombroid fish”, yang terdiri dari ±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di seluruh dunia, dikedalaman 400-500 meter dibawah permukaan laut dan mengadakan migrasi (ruaya) untuk bertelur. Badannya berbentuk cerutu dan panjangnya kira-kira 14,5 ft (4,5 meter) dan beratnya mencapai 1190 pounds (540 kg) untuk marlin terbesar yang pernah ditemukan. Ikan ini termasuk ikan perenang cepat, dan termasuk ikan pemakan daging atau karnivora (Abdiawan 2008).

Klasifikasi Ikan Marlin menurut Anonim (2008) dalam Abdiawan (2008) adalah :
Filum               : Chordata
Sub filum        : Vertebrata
Class                : Asteichthyes
Ordo                : Perciformer
Famili              : Scombroidei
Genus              : Xiphias

MARLIN HITAM

NAMA LAIN             : Black Marlin, White Marlin, Silver Marlin
JENIS                         : Makaira Indica
UKURAN                  : Perkiraan berat maximum 1.000 Kg.
KARAKTER              : Sangat kuat dan luar biasa cepat yang mana bukan hanya menguji pemancing dan pirantinya tetapi juga seluruh kru kapal. Berenang cepat dipermuka-an, lalu menyelam di kedalaman yang dapat menyebab-kan kenur putus karena hambatan air.

MARLIN BIRU
NAMA LAIN                        : Blue Marlin, Pacific Blue Marlin
JENIS                                     : Makaira Mazara ( Marlin Biru Pacific),
                                                 Makaira Nigricans (Marlin Biru Atlantic)
UKURAN                              : Dapat mencapai berat 1.200 Kg lebih (Pacific)
KARAKTER                         : Lebih kuat dari Marlin Hitam dan untuk menangkap Marlin Biru                         sangat pasti diperlukan kerja tim. Biasanya bertarung lebih dalam dibandingkan dengan Marlin Hitam atau Marlin Loreng.

 

DAFTAR PUSTAKA
BRES, M. 1993. The behaviour of sharks. Reviews in Fish Biology and Fisheries 3:133-159.
COMPAGNO, L.J.V. 1990. Alternative life his-tory styles of cartilaginous fishes in time and space. Environmental Biology of Fishes 28:33-75.
COMPAGNO, L.J.V. 2002. FAO Species cata-logue for Fishery purpose. Sharks of the world an annotated and illustrated catalogue of sharks species known to date. Vol.2. Bullhead, mackerel and carpet sharks (Heterodontiformes, Lamniformes and Orectolobiformes). FAO. Rome. 269 pp.
DEMSKIL.S and J.P.WOURMS., 1993. The Reproduction and Development of Sharks, Skates, Rays and Ratfishes: In-troduction, History, Overview, and Fu-ture Prospects. In The Reproduction and Development of Sharks, Skates, Rays and Ratfishes. (L.S. Demski and J.P. Wourms, eds.). Kluwer Academic Publishers. London: 7-21.
http://naskleng.blogspot.com/2008/05/ekosistem-padang-lamun-definisi.html
http://web.ipb.ac.id/%7Eitkipb/SIELT/lamun.php?load=klasifikasi.php
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0310/21/iptek/638686.htm
http://pksplipb.or.id/index.php?option=com

1 komentar: