Kamis, 30 Oktober 2014

OBSERVASI PENGARU SUHU DAN SALINITAS TERHADAP KEMANPUAN OSMUERGULASI TUBUH IKAN KERAPU MELALUI PENDEKATAN KUANTITATIF



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Ikan Kerapu (Epinephelus sp) umumnya dikenal dengan istilah "groupers" dan merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik dipasarkan domestik maupun padar internasional dan selain itu nilai jualnya cukup tinggi. Jenis kerapu ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di Nusantara. Selain di Indonesia, daerah penyebaran kerapu macan meliputi perairan di wilayah Indo-Pasifik.
 Produksi ikan kerapu saat ini masih relatif rendah sehingga mengakibatkan harga jual kerapu juga masih mahal dibandingkan dengan keadaan mati (segar). Harga ikan kerapu bebek (Chmoreleptis altivelis) di tingkat produsen atau pengusahaan KJA mencapi Rp 400.000 per kilogram, sedangkan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) Rp 130.000 Per kilogram. Rendahnya produksi kerapu disebabkan oleh masih tingginya penangkapan langsung dari laut yang bisa menggunakan alat tangkap kail, yaitu hand line dan longline. Alat tangkap ini hanya bisa satu per satu sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan kerapu dalam jumlah besar. Selain itu jumlah kerapu di laut juga semakin berkurang karena terjadi over fishing di beberapa daerah dan penggunaan bahan peledak serta potasium sianida yang mengakibatkan anak-anak kerapu yang belum layak tangkap mati. Penangkapan dengan menggunakan cara di atas juga mengakibatkan ikan yang didapat dalam keadaan mati, padahal permintaan pasar luar negeri maupun dalam negeri lebih banyak menginginkan kerapu dalam keadaan hidup (Sulaiman, 2010).

            Permintaan jenis kerapu macan di pasaran internasional terus meningkat sehingga untuk keperluan ekspor cukup tinggi dibandingkan jenis kerapu lainnya. Informasi dari salah satu perusahaan swasta yang mengekspor berbagai jenis ikan ekonomis penting menjelaskan bahwa permintaan untuk jenis kerapu sekitar 4.000 kg/hari (Anonim, 1998 dalam Alit, 2010).

 1.2  DASAR TEORI

Fisio ikan mencangkup proses oamoregulasi ,system sirkulasi,system respirasi ,metabolism,system pencernaan ,system syaraf,dan peroduksi.Osmuregulasi merupakan herwan air  untuk mengkontrol keseinbangan air dan ion di dalm tubuh lingkungan melalui mekaniosme peraturan tekanan osmose.Dengan demikian ,semakin jauh tekanan osmotic anatara tubuh dengan lingkungan ,semakin banyak energy metabolism yang di butuhkan  untuk melakukan osmoregulasi sebagai upaya adaptasi ,hingga batas toleransi yang dimiliki .
            Praktek ini di akan di pelajari respon yang diperlihatkan  oleh ikan yang biasanya berupa perubahan tingkalaku maupun pergerakan ikan terhadap perubahan salinitas dan suhu yang terjadi pada lingkungan tempat hidupnya.

1.3  Tujuan dan Manfaat

·         Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.      Mahasiswa dapat menjelaskan secara langsung perubahan –perubahan fisik,tingka laku dan pergerakan ikan dan menganalisa hasil percobaan
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan fisik,tingkalaku dan pergerakan ikan yang di akibatkan oleh perubahan salinitas
3.      Untuk memenuhi nilai tugas Fisiologi Hewan Air.

·         Manfaat dari praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air ini yaitu:
1.      Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Fisiologi Hewan Air
2.      Untuk mendapatkan data dan informasi mengenai ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus).

  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Klasifikasi dan Morfologi KERAPU MACAN
Menurut Randall dan Heemstra (1987) dalam Antoro et al. (1999), klasifikasi ikan kerapu macan adalah sebagai berikut :     
 
Phylum            : Chordata
     Sub phylum   : Vertebrata
           Class        : Osteichtyes
                  Sub class               : Actinopterygi
                       Ordo           : Percomorphi
                             Sub ordo        : Percoidea
                                  Family    : Serranidae
                                        Sub family  : Epinephelinae
                                               Genus  : Epinephelus
                                                           Species   : Epinephelus fuscoguttatus
 
Ikan kerapu macan mempunyai banyak nama lokal. Di Australia orang mengenal kerapu macan dengan nama Flower Cod. Di India dikenal dengan nama Fana, Chammam, dan di Jepang orang mengenal dengan nama Aka-Madarahata. Bagi orang Philipina ikan kerapu macan dikenal dengan nama Garopa (Tagalog), Pugopa (Visayan), dan di Singapura dengan nama Tiger Grouper, Marble Grouper. Sedangkan di Indonesia dan Malaysia dikenal dengan nama kerapu macan dan kerapu hitam (Randall 1987, dalam Evalawati et al., 2003).

Menurut Randall (1987), dalam Antoro et al. (1999), identifikasi kerapu macan untuk pertama kalinya dilakukan oleh Weber dan Beanfort pada tahun 1931, yang menyatakan bahwa ikan tersebut mempunyai bentuk badan yang memanjang gepeng (compressed) atau agak membulat, mulut lebar serong keatas dengan bibir bawah serong keatas. Rahang bawah dan atas dilengkapi dengan gigi-gigi geratan berderet dua baris, lancip dan kuat serta ujung luar bagian depan adalah gigi-gigi besar. Sirip ekor umumnya membulat (raunded), sirip punggung memanjang dimana bagian jari-jarinya yang keras berjumlah kurang lebih sama dengan jari-jari lunaknya, jari dua sirip yang keras jumlah 6-8 buah, sedangkan sirip dubur berjumlah 13-15. Warna dasar sawo matang, perut bagian bawah agak keputihan dan pada badannya terdapat titik berwarna merah kecoklatan serta tampak pula 4-6 baris warna gelap yang melintang hingga ke ekornya. Badan ditutupi oleh sisik kecil, mengkilat dan memiliki ciri-ciri loreng. Untuk lebih jelas morfologi ikan kerapu macan dapat di lihat pada Gambar berikut:
2.2.    Habitat dan Daerah Penyebaran
Daerah penyebaran ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dimulai dari Afrika Timur, Kepulauan Ryukyu (Jepang Selatan), Australia, Taiwan, Mikronesia dan Polynesia, menurut Katayama (1960), dalam Antoro et al. (1999). Lain halnya menurut Heemstra (1993), dalam Evalawati et al. (2003), ikan kerapu macan tersebar luas dari wilayah Asia Pasifik termasuk Laut Merah, tetapi lebih dikenal berasal dari Teluk Persi, Hawaii atau Polynesia. Terdapat pula dihampir semua perairan pulau tropis Hindia dan Samudra Pasifik Barat dari pantai Timur Afrika sampai dengan Mozambika.

Menurut Weber dan Beaufort (1931), dalam Antoro et al. (1999), di Indonesia ikan ini banyak ditemukan di perairan pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Buru dan Ambon. Kerapu muda dan larva banyak terdapat di perairan pantai dekat muara sungai dengan dasar perairan berupa pasir berkarang yang banyak ditumbuhi padang lamun (Akbar et al., 2002). Selanjutnya menurut Sugama dan Eda (1986), dalam Ismail et al. (1998), ikan kerapu yang masih kecil menyukai daerah pantai, sedangkan yang dewasa menyukai daerah perairan yang lebih dalam.


BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan di laboratorium MSP (Manajemen Sumberdaya Perairan), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura.
1)      Waktu dan tanggal
Hari / tanggal                : jumad, 7 juni 2013
Waktu / jam                    : pukul 14 : 00 – 16 : 30 wit
Tempat                           :Laboratirium  Program studi Manajemen Sumberdaya Perairan,Universitas pattimura

2)         Alat dan Bahan
No
 PERALATAN YANG DI GUNAKAN SELAMA PRAKTEK
Alat
Bahan
1
Refraktometer
ikan kerapu macan 5 ekor
2
Mistar
air laut  15 liter
3
gelas ukur
air tawar
4
ember plastic
Bongkahan es
5
Baskom plasstik

6
Refraktometer

7
Aerator

8
akuarium

9
tissue

10
Alat tulis

11
Stopwatch



3)      Prosedur kerja  
A.    percobaan 1,perlakuan suhu (ditirunkan )
·         air laut dimasukkan kedalam aquarium  sebanyak 15 liter dengan menggunakan gelas ukur
·         mengukur suhu di awal percobaan pada akuarium dengan menggunakan thermometer
·         mengukur salinitas di awal percobaan pada akuarium dengan menggunakan termometert
·         Ukur salinitas di awal percobaan dengan menggunakan  refraktometer
·         Ikan di masukan ke dalam aquarium sebanyak 5 ekor
·         Berikan sikulasi udara dengan menggunakan aerator
·         Turunkan sehu air berlahan-lahan dengan menambahkan bongkahan es ke dalam aquarium
B.     Percobaaan 2 perlakuan salinitas (di turunkan )
·         Prosedur kerja sama dengan poin  1-7 pada percobaan 2,yang di tambahkan adalah :
·         Tambahkan air tawar hingga salinitas mengalamiu perubahan menjadi 15 %


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil

1.      Percobaan 1, perlakuan suhu (diturunkan )

NO
Waktu per 5 menit
salinitas
Kecepatan buka operkulum
Pergerakan sirip
Pergerakan mulut
Ikan mengelompok
Ikan menyebar
Keaktifan renang
Ikan berada di dasar
1
1
20
383
83
383
Mengelompok
Tidak
Kurang
di dasar
2

393
106
393
Mengelompok
Tidak
Kurang
di dasar
3

395
94
395
Mengelompok
Tidak
Kurang
di dasar
4

325
20
325
Mengelompok
Tidak
Kurang
di dasar
5

350
20
350
Mengelompok
Tidak
Kurang
di dasar
6

393
10
393
mengelompok
Tidak
Kurang
di dasar


2.      Percobaan 2,perlakuan salinitas (di turunkan )

NO
Waktu per 5 menit
salinitas
Kecepatan buka operkulum
Pergerakan sirip
Pergerakan mulut
Ikan mengelompok
Ikan menyebar
Keaktifan renang
Ikan berada di dasar
2
1
15
371
17
371
menyebar

pasif
di dasar
2

275
26
275
Mengelompok

Pasif
di dasar
3

180
19
180
mengelompok

pasif
di dasar


3.      ANALISA DATA

Rumus
V.N = Vi . Ni
V = ( Vi-Ni ) / N
Dimana  :       V = Volume air
N  = Salinitas
Vi = Volumi awal
 Ni = Salinitas awal
                       
                        18 x 15 = 15 x 20
                        18 x 15 = 270              15 x 20 = 300
                        18 = ( 15 – 20 ) / 15
                        18 = -5 / 15
                        18 = -0,333


B.     Pembahasan

1.      Ikan Kerapu Macan
Ø  Klasifikasi Ilmiah Ikan Kerapu Macan
Menurut Ghufran (2001) dalam Sulaiman (2010), ikan kerapu dapat diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut:
     Filum         : Chordata
     Klas           : Pisces
Ordo          : Perciformes
      Famili        : Serranidae
Genus        : Cromileptes
Spesies      : Cromileptes altivelis
Genus        : Plectropoma
Spesies      : Plectropoma maculatus, P. Leopardus, dan P.oligacanthus
Genus        : Epinephelus
Spesies      : Epinephelus fuscoguttatus

Ø  Morfologi Ikan Kerapu
Menurut wardana (1994) dalam Sulaiman (2010), ciri-ciri morfologi ikan kerapu adalah sebagai berikut:
1). Bentuk tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil daripada panjang dan tinggi tubuh.
2). Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi yang lancip dan kuat.
3). Mulut lebar, serong ke atas dengan bibit bawah yang sedikit menonjol melibihi bibir atas.
4). Serip ekor berbentuk bundar, sirip punggung tunggal dan memanjang di mana bagian yang berjari-jari keras kurang lebih sama dengan yang berjari-jari lunak.
5). Posisi sirip perut berada di bawah sirip dada.
6). Badan ditutupi sirip kecil yang bersisik stenoid.
Bentuk ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mirip dengan kerapu lumpur, tetapi dengan badan yang agak lebar. Masyarakat Internasional menyebutnya dengan sebutan flower atau carpet cod (Ghufran, 2001 dalam Sulaiman, 2010).

Ikan kerapu macan memiliki mulut lebar serong ke atas dengan bibir bawah menonjol ke atas dan sirip ekor yang umumnya membulat (rounded). Warna dasar sawo matang, perut bagian bawah agak keputihan dan pada badannya terdapat titik berwarna merah kecokelatan, serta tampak pula 4-6 baris warna gelap yang melintang hingga ekornya. Badan ditutupi oleh sisik kecil, mengkilat dan memiliki ciri-ciri loreng (Antoro 2004 dalam Sulaiman, 2010).
           
Ø  Tingkah Laku Ikan Kerapu Macan
·         Penyebaran
Pada percoaan (1),saat batangan es di masukan di dalam aquarium,pada 5 menit pertama ikan masi terlihat normal dengan bergerak mengliling aquarium,namun pada 5 menit ke2 hinngga 5 menit ke6 ,suhu air pada aquarium menjadi lebih dingin,menyebabkan ikan lebih banyak tidak bergerak dan mencoba menjau dari batangan es.
Pada percobaan (2),saat salinitas di aquarium di turun kan dari  20ppt menjadi 15ppt,pada 5 menit pertama ikan terlihat stres,lebih banyak bergerak mengelilingi aquarium dan pada 5 menit ke2 dan ke3,ikn terlibat berkelompok di dasar aquarium dan tidak banyak bergerak.
Ikan kerapu merupakan jenis ikan domersal yang menyukai hidup di perairan karang, di antaranya pada celah-celah karang atau di dalam gua di dasar perairan (DKP, 2004 dalam Sulaiman, 2010).
Ikan kerapu macan adalah ikan karang yang habitatnya di batu karang dan merupakan ikan yang bergerombol dan selalu aktif mencari pakan, jika pemberian pakan kurang terutama pada ukuran panjang di bawah 4 cm, ikan ini akan memakan temannya (Alit, 2010). Bahwa semakin tinggi padat penebaran ikan semakin tinggi pula persaingan dalam ruang gerak (Stickney & Lovell, 1977 dalam Alit, 2010).
·         Bukaan operculum
Dari percobaan (1) dan (2) terjadi perubahan  bukaan opeculum pada  setiap 5 menit,
Pada percabaan (1), dari 5 menit pertama hingga 5 menit ke enam.terjadi perubahan bukaan opecukul pada setiap 5 menit,kadang bukaan opecukul cepat kadang lambat,
percobaan ke 2, bukaan operculum pada percobaan (2) berbeda dengan percobaan (1),pada 5 menit pertama bukaan opeculum pada ikan masi masi terlihat normal namun pada 5 menit ke2 dan ke3,terjadi penurunan bukaan opeculum pada ikan,di sebabkan karena terjadi penurunan salinitas.

·         Pergerakan sirip
Pergerakan sirip ikan pada percobaan (1) dan (2),ada perbedaan yang terjadi pada setiap 5 menit, namun ikan lebih banyak diam dan tidak menggerakan siripnya, pergerakan sirip ikan yang terbanyak terjadi pada percobaan (1) pada 5 menit ke2, saat air di aquarium mulai dingin,

Ø  Kualitas Air
·         Salinitas
Salinitas air yang yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan kerapu dapat mengganggu kesehatan dan pertumbuhannya. Secara fisiologis salinitas akan mempengaruhi fungsi organ osmoregulator ikan. Perbedaan salinitas media dengan tubuh ikan akan menimbulkan gangguan keseimbangan. Hal ini mengakibatkan sebagian besar energi yang tersimpan dalam tubuh ikan untuk penyesuaian diri terhadap kondisi yang kurang mendukung tersebut sehingga dapat merusak sistim pencernaan dan transportasi zat-zat dalam darah. Salinitas yang ideal untuk pemeliharaan kerapu adalah 30-35 ppt (Qodri et al., 1999).

Perubahan salinitas yang terjadi pada percobaan 2,pada saat ikan di kerapu di dalam aquarium  dengan salinitas morma yaitu 2O ppt,pergerakan ikan terlihan normal,namun pada saat di lakukan perunuran salinitas  dengan cara menambahkan air tawar hingga salinitas menjadi 15 ppt,menyebabkan ikan menjadi stes,pergerakannya pada ikan semakin melemah begitupun bukaan operculumnya semakin lama semakin lambat,dan juga terjadi perubahan warna pada kulit ikan .



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Ikan Kerapu (Epinephelus sp) umumnya dikenal dengan istilah "groupers" dan merupakan jenis ikan yang hidupnya bergerombol dan selalu aktif mencari makan. Kemudian ikan kerapu macan dapat hidup pada salinitas 10 ppt dan dengan suhu 250 C.
Namun pada percobaan 1.di lakukan perununan suhu dengan menggunakan bongkahan es,menjebabkan pergerakan ikan menjadi melemah dan lebih banyak pasif di dasar aquarium dan percobaan 2,dengan menurunkan salinitas menyebabkan ikan menjadi pusing dan bukaan operculum nya menjadi melambat.

B.     Saran
v   Praktikum harus dilakukan dengan di perikan pentuk dengan baik
v   Sebelum melakukan praktekun ,berikan penjelasan tentang penggunaan alat-alat praktekum


DAFTAR PUSTAKA

1.      sumber : Penebar Swadaya, 2008
2.      Diposkan oleh Rahman,A.Ma
3.      Salaka, S., dkk. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Ambon
4.      Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka Cipta,
















LAMPIRAN






JUDUL PRAKTEK
OBSERVASI PENGARU SUHU DAN SALINITAS TERHADAP KEMANPUAN OSMUERGULASI TUBUH  IKAN MELALUI PENDEKATAN KUANTITATIF







Tidak ada komentar:

Posting Komentar