IX. YIELD
Kata “yield” disini diartikan sebagai hasil
tangkapan perikanan, dimana ada aspek produksinya. Di samping itu juga ada
kata “catch” yang mana sama maknanya dengan
yield. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa yield adalah porsi atau bagian dari populasi yang diambil oleh
manusia (Effendie, 1997). Dengan sendirinya ada ketersediaan dan ada
pemanfaatan dari sumberdaya ikan.
Di dalam tulisan ini akan dibahas
estimasi hasil tangkapan optimum lestari (sustainable optimum yield) dengan
metoda-metodanya. Untuk lebih jelas dapat melihat tulisan King (1995), juga
Sparre dan Venema (1998).
9.1 Model Hasil Tangkapan Surplus
Biasanya
dikenal dengan Surplus Yield Model,
atau model logistik atau juga model produksi surplus. Kata produksi
berarti total biomassa baru yang dihasilkan pada tingkat tropik tertentu dalam
rantai makanan.
Pada stok yang belum tereksploitasi,
kompetisi intraspesifik bagi sumberdaya termasuk makanan dan ruang merupakan
suatu keseimbangan antara pertambahan oleh rekrutmen dan reduksi atau hilang
karena mortalitas alami. Jika ukuran stok tereduksi akibat penangkapan, maka
tingkat kompetisi sumberdaya akan tereduksi dan jumlah yang rekrut ke perikanan
sering bertambah. Pada kondisi tereksploitasi, peningkatan surplus yang dapat
dipanen (harvestable surplus) adalah rekrutmen ditambah pertumbuhan dikurangi
mortalitas.
Model produksi surplus (SPM, Surplus
Yield Model) didasarkan pada asumsi bahwa laju pertumbuhan bersih (net growth
rate) suatu stok berhubungan dengan biomassanya (B). Ketika hasil tangkapan
berpindah (hilang) pada stok yang lebih rendah dari produksi surplusnya, maka
biomassa stok akan bertambah, tetapi jika hasil tangkapan lebih besar dari
produksi surplus maka biomassa akan menurun. Model Schaefer (1954) berasumsi
bahwa pertambahan suatu biomassa stok menyerupai suatu kurva logistik atau
bentuk simetris S, dimana r adalah laju pertambahan (laju pertumbuhan stok),
dan B¥ adalah
biomassa maksimum pada daya dukung lingkungan (kadang-kadang berhubungan dengan
K). Kenaikan (laju) yang sangat cepat ditemukan pada setengah biomassa
maksimum. Ini memberi kesan bahwa stok akan tereksploitasi sampai 50% dari
biomassa stok yang belum tereksploitasi. Persamaan logistik menggambarkan laju
perubahan biomasa stok dimana:
dB/dt
= r B[1-B/ B¥]
Jika stok
tereksploitasi, laju tangkap, biasanya (catch atau yield, Y) per tahun
dideduksi sebagai:
dB/dt
= r B[1-B/ B¥] - Y
Pada
kondisi seimbang dimana laju penangkapan dipertahankan oleh sistem keseimbangan
kembali (re-equiliberate), maka perpindahan/hilang dalam bentuk hasil tangkapan
akan diseimbangkan oleh pertumbuhan biomassa, contohnya dB/dt akan sama dengan
nol dan dengan demikian maka:
Y
= r B [1-B/ B¥]
Persamaan
ini dalam bentuk parabolik (Gambar 9.1) memberi kesan bahwa hasil tangkapan
maksimum (maximum yield) terjadi ketika biomassa adalah setengah dari tingkat
belum tereksploitasi.
Hasil Tangkapan
MSY
Biomassa
B¥/2 B¥
Gambar 9.1 Hubungan antara
hasil tangkapan dan biomassa stok.
Dari defenisi koefisien kemampuan
tangkap (catchability coefficient, q) hasil tangkapan (catch/yield) dari suatu
stok dapat ditulis sebagai Y = q f B dan Y/f sama dengan hasil tangkapan per
upaya tangkap (Catch Per Unit Effort, CPUE), dimana CPUE = q B, dan:
B
= CPUE/q
Subtitusi
persamaan hasil tangkapan, Y adalah:
Y
= f (CPUE) = r (CPUE/q) [1 - (CPUE/q)/(CPUE¥ /q)]
dimana CPUE¥ merupakan
hasil tangkapan per upaya tangkap pada biomassa maksimum B¥ dari stok. Dengan membagikan persamaan dengan CPUE
maka:
f
= r/q [1 - CPUE/ CPUE¥] sehingga:
CPUE
= CPUE¥ - [CPUE¥ q/r] f
Persamaan
garis lurus akan mempunyai sudut/slope b = (-CPUE¥ q/r) dan
intersep a = CPUE, dimana bentuk linearnya adalah:
CPUE
= a + bf
dimana a
dan b adalah konstanta. Dengan menggandakan upaya tangkap, f, dan dengan
melihat kembali hasil tangkapan (catch
atau yield), Y, maka akan memberikan Y =
f(CPUE) dimana persamaan parabola adalah:
Y
= af + bf2
Persamaan
di atas ini disebut model Schaefer, dimana hasil tangkapan (yield) adalah
fungsi dari upaya tangkap (effort) dengan membentuk suatu kurva parabola
simetris yang terlihat pada Gambar 9.2
Hasil Tangkapan
MSY
Upaya
Tangkap
f
msy
Gambar 9.2 Hubungan hasil tangkapan
dan upaya tangkap
Dalam penerapannya, model Schaefer
menggunakan suatu seri tahunan (runtut waktu) dari data hasil tangkapan dan
upaya tangkap dan berasumsi bahwa kondisi seimbang.
Contoh di bawah ini adalah
penggunaan model hasil tangkapan surplus (Surplus Yield Model, SYM) didasarkan
pada perikanan sea bass (baramundi), Lates calcarifer di Northern Territory
Australia. Data hasil
tangkapan dan upaya tangkap
pada Tabel 9.1.
Tabel 9.1
Data hasil tangkapan dan upaya tangkap dari perikanan sea bass atau barramundi
(Sumber Anon, 1991 dalam King, 1995).
Hasil tangkapan dalam berat (ton), dan upaya tangkap dalam unit 100 m jaring
insang digunakan per hari (hmnd =one hundred meter net per day).
1
Tahun
|
2
Hasil tangkapan (t)
|
3
Upaya
(hmnd)
|
4
CPUE
(kg/hmnd)
|
5
ln (CPUE)
|
1972
|
382.0
|
17300
|
22.08
|
3.09
|
1973
|
431.3
|
21000
|
20.54
|
3.02
|
1974
|
656.0
|
22800
|
28.77
|
3.36
|
1975
|
432.0
|
15700
|
27.52
|
3.31
|
1977
|
1054.0
|
72000
|
14.64
|
2.68
|
1978
|
820.0
|
95900
|
8.55
|
2.15
|
1979
|
745.0
|
100700
|
7.40
|
2.00
|
1980
|
531.7
|
71400
|
7.45
|
2.01
|
1980
|
764.4
|
66900
|
11.42
|
2.44
|
1982
|
856.4
|
95400
|
8.97
|
2.19
|
1983
|
607.0
|
85500
|
7.10
|
1.96
|
1984
|
632.1
|
71400
|
8.85
|
2.18
|
1985
|
592.8
|
66300
|
8.94
|
2.19
|
1986
|
533.9
|
45000
|
11.86
|
2.47
|
1987
|
505.4
|
41400
|
12.21
|
2.50
|
1988
|
507.8
|
34900
|
14.55
|
2.68
|
1989
|
593.8
|
31300
|
18.97
|
2.94
|
Nilai rataan CPUE setiap tahun
(kolom 4) dikalkulasikan dari pembagian hasil tangkapan tahunan (kolom 3).
Suatu grafik tahunan nilai CPUE (kolom 4 Tabel 9.1) digambarkan pada Gambar
9.3A, dimana pengepasan garis terbaik mempuntai suatu intersep a = 25.6 dan
sudut/slope b = - 0.0002047. Gambar 9.3B menunjukan titik-titik data tahunan
dari hasil tangkapan (catch atau yield) pada kolom 2, dihubungkan dengan upaya
tangkap (kolom 3). Kurva parabola mulus (kurva hasil tangkapan surplus) dari
pengepasan terbaik data, digambarkan melalui dugaan hasil tangkapan persamaan
parabola di atas. Koefisien yang didapat dari persamaan parabola di atas ( yang
negatif) merupakan hasil masukan kisaran upaya tangkap, f yang berubah-ubah, seperti terlihat pada
Tabel 9.2. Walaupun pada grafik
9.3 akan selalu
tergambar, tetapi hasil
tangkapan lestari maksimum (Maximum Sustainable Yield, MSY)
dan upaya tangkap yang diinginkan (fmsy)
diestimasi secara matematik menggunakan persamaan parabola hasil tangkapan, Y =
af + bf2. Turunan dari persamaan ini (a + 2bfmsy) menjadi nol
memberikan
Tabel 9.2 Lembaran kerja menggambarkan suatu kurva
hasil tangkapan Schaefer.
Upaya tangkap
(hmnd)
|
Hasil tangkapan (kg)
= af + bf2
|
0
|
0
|
20000
|
430120
|
40000
|
696480
|
60000
|
799080
|
80000
|
737920
|
100000
|
513000
|
upaya
tangkap (fmsy) pada hasil tangkapan maksimum:
fmsy
= -a/2b
Persamaan di atas dapat
disubsitusikan pada persamaan parabola untuk mendapatkan MSY:
MSY =
- a(a/2b) + b(a/2b)2 = - a2/(4b)
Menerapkan
persamaan di atas terhadap perikanan sea
bass (barramundi) adalah:
MSY = (-(25.62)/(4 *
-0.0002047) = 800390 kg
fmsy = -25.6/(2 * -0.0002047) = 62530 hmnd.
Hasil
tangkapan lestari (berkelanjutan) perikanan sea
bass kurang lebih 800 ton yang bisa diambil dengan 62530 hmnd; atau 42
nelayan menggunakan 1500 m jaring insang dan menangkap selama 100 hari setiap
tahun.
Versi yang lebih baru dari model
hasil tangkapan (Yield) adalah hasil kombinasi dari bentuk yang berbeda pada
persamaan pertumbuhan biomassa yang mana secara langsung mempengaruhi estimasi
MSY. Model Fox (1970) menggunakan suatu kurva asimetik yang berbeda dengan
model simetrik Schafer. Pada model ini, CPUE menurun dengan bertambahnya upaya
tangkap, berbeda dengan model dari Schaefer dengan garis lurusnya. Kurva
tersebut dapat dikonversikan menjadi suatu garis lurus dengan menggunakan
logaritma natural:
ln
(CPUE) = ln(Y/f) = a + bf
Nilai dari
ln (CPUE) pada Tabel 9.1. Dengan memanipulasi persamaan di atas akan didapatkan
persamaan hasil tangkapan yang non parabolik dari Fox, yaitu:
Y
= f exp(a + bf)
dimana MSY = (-1/b) exp (a-1) dan fmsy = -1/b
Berdasarkan pada koefisien korelasi
regresi linear, model Fox memberikan pengepasan yang lebih baik dari model
Schaefer (Gambar 9.4).
Keseimbangan model-model hasil
tangkapan, telah juga diterapkan pada perikanan multi-spesies, dimana stok
campuran tertangkap berbagai spesies tertangkap pada operasi penangkapan. Jika
masing-masing stok mempunyai produktivitas yang berbeda, maka upaya tangkap
yang diinginkan untuk memaksimumkan hasil tangkapan dari stok campuran ini akan
kurang produktif. Pada beberapa kasus, hasil tangkapan total dari stok campuran
menjadi lebih kurang dari estimasi setiap stok yang dipisahkan.
Konsep MSY layak bagi spesies yang
berumur pendek dan fekunditas tinggi dimana hasil tangkapan langsung
berhubungan dengan rekrutmen yang sangat beragam dari tahun ke tahun di bawah
pengaruh faktor lingkungan. Asumsi dari kondisi seimbang (equilibrium state)
bisa gagal jika pada kenyataan struktur umur stok dan parameter biologi
berubah-ubah karena perubahan eksploitasi. Model yang lain adalah model “delay
differential” oleh Walters (1973) dimana memasukan pengaruh biomassa awal pada laju
arus dari perubahan biomassa (on the current rate of biomass change) dalam
mencegah asumsi kondisi seimbang.
9.2 Hasil Tangkapan Ekonomi Maksimum
Biasanya dikenal sebagai “Maximum
Economic Yield”, MEY. Peubah- peubah
ekonomi sering digunakan dalam model
biologi Schaefer, yang digunakan dalam
hubungan antara pendapatan berkelanjutan (sustainable revenue), biaya- biaya
penangkapan dan upaya-upaya tangkap.
Dengan contoh perikanan barramundi,
perhitungan MEY tertera pada lembaran kerja Tabel 9.3. Mengasumsikan bahwa
nelayan barramundi menerima harga $3 Australia
per kg untuk hasil
tangkapan mereka. Pada kolom 2, tertera hasil tangkapan dalam
berat, dan pada kolom 3 dikonversikan ke hasil tangkapan dalam pendapatan
dengan mengalikannya dengan harga. Grafik antara pendapatan (kolom 3) dengan
upaya tangkap (kolom 1) terlihat pada Gambar 9.5. Jika semuanya tetap dan biaya
operasi adalah $22 per 100 m jaring yang digunakan, maka
biaya penangkapan total
ditunjukan pada kolom 4
Tabel 9.3,
dan hubungan antara biaya dan upaya tangkap akan menjadi garis lurus seperti
terlihat pada Gambar 9.5.
Tabel 9.3 Contoh pendapatan dan biaya perikanan
barramundi
1
Upaya tangkap
(hmnd)
|
2
Hasil tangkapan (kg)
|
3
Pendapatan total
($1000)
|
4
Biaya total
($1000)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
20000
|
430120
|
1290
|
440
|
40000
|
696480
|
2089
|
880
|
60000
|
799080
|
2397
|
1320
|
80000
|
737920
|
2214
|
1760
|
100000
|
513000
|
1539
|
2200
|
Hasil tangkapan ($) Titik
impas ekonomi
Biaya
MSY
MEY
Pendapatan
fmf msy
Upaya
tangkap
fmey fmsy
fbe
Gambar 9.5
Kurva hasil tangkapan (pendapatan) dan biaya penangkapan dengan upaya tangkap
Garis biaya penangkapan memotong
kurva hasil tangkapan (revenue) pada titik impas (break even point) atau titik
akses terbuka (open access) dimana upah atau pendapatan hasil tangkapan
seimbang dengan biaya penangkapan. Keuntungan terbesar perikanan terdapat pada
titik yang disebut MEY, dimana jarak
vertikal antara garis biaya dan kurva pendapatan paling jauh (termaksimum).
Tingkat upaya tangkap untuk mencapai MEY adalah fmey , terletak pada setengah dari upaya tangkap, fbe
pada titik imbas ekonomi. Biaya penangkapan total dihitung
dari upaya tangkap dikalikan dengan biaya per unit upaya tangkap, dan
pendapatan total dihitung dari hasil tangkapan (kg) dikalikan unit harga (% per
kg). Kurva pendapatan-hasil tangkapan (the revenue yield curve) dipandang
sebagai:
Hasil
tangkapan (Yield dalam $) = (af + bf2) * harga
Pada titik
akses terbuka, biaya penangkapan sama dengan pendapatan penangkapan (fishing
revenue) dimana:
fbe
* biaya = (afbe + b fbe2) * harga
Persamaan
ini disederhanakan untuk mendapatkan upaya tangkap akses terbuka:
fbe
= [(biaya/harga) - a]/b
Pada contoh perikanan barramundi, fbe
= [(22/3) - 25.6]/(-0.0002047) = 89236 hmnd. Pada titik MEY, upaya penangkapan
(fmey) adalah setengah dari fbe; jadi fmey =
44816 hmnd. Nilai MEY = (afmey + b fmey2)
* harga = $ 2204133 dan biaya penangkapan =
fmey * biaya = $ 981596. Keuntungan terbesar (excess profit
atau economic rent) merupakan jarak antara pendapatan dan biaya biaya
penangkapan Jadi MEY dikurangi biaya
penangkapan = (220413 - 981596) = $ 1222537.
9.3 Model Hasil Tangkapan Per Rekrut
Model ini biasanya dikenal dengan Yield Per Recruit, YPR atau Y/R, model
Dynamic Pool atau juga model
Analitik. YPR ini menguji penukaran antara penangkapan sejumlah besar ikan
kecil yang baru lahir dalam masa hidupnya dan penangkapan sejumlah kecil ikan
besar dalam masa hidupnya. Sering pula tipe YPR dikenal dengan “model Beverton
dan Holt” atau “model Ricker”.
Model YPR ini pada prinsipnya adalah
suatu model keadaan tetap (steady state model), yaitu model yang menggambarkan
keadaan stok dan hasil tangkapan dimana pola penangkapannya sama untuk waktu
yang cukup panjang dimana semua pesintas mengalaminya sejak saat direkrut.
Perluasan model ini berkaitan dengan fase transisi setelah adanya suatu
perubahan pola penangkapan, yaitu yang dikenal dengan model Thompson dan Bell, memberikan deskripsi yang lebih sederhana
tentang keadaan yang tidak tetap.
Asumsi ketat yang mendasari
penggunaan model Beverton dan Holt ini adalah: 1). rekrutmen konstan tetapi
tidak ada spesifikasi, 2). semua ikan dari satu kohort ditetaskan pada waktu
yang sama, 3) rekrutmen dan seleksi berbentuk mata pisau (knife edge), 4)
mortalitas alami dan penangkapan adalah konstan saat masuk ke fase eksploitasi,
5) terjadi percampuran secara sempurna di dalam stok, 6) pola pertumbuhan
mempunyai pangkat 3, yaitu W = aL3.
Persamaan
model YPR dari Beverton dan Holt (1957), ditulis dalam bentuk yang diusulkan
oleh Gulland (1969) sebagai berikut:
1 3S 3S2 S3
YPR = F*exp[-M*(Tc-Tr)*W¥ * ---
- ----- +
----- - ------
Z
Z+K Z+2K Z+3K
dimana:
S
= exp[-K(Tc-to)]
K
= parameter pertumbuhan von Bertalanffy
to = parameter pertumbuhan von Bertalanffy
Tc = umur pertama kali tertangkap
Tr = umur pada rekrutmen
W¥ = berat tubuh asimtot
F
= mortalitas penangkapan
M = mortalitas alami
Z = F + M, mortalitas total.
Model YPR
dari Beverton dan Holt di atas tergantung pada nilai masukan F (mortalitas
penangkapan) yang mana proporsional dengan upaya tangkap, serta Tc ( umur
pertama kali tertangkap) yang merupakan fungsi selektivitas alat. Kedua
parameter ini dapat dikontrol oleh pengelola perikanan. Masukan dari kedua
parameter tersebut memberikan pengaruh pada YPR dari spesies yang sedang
diteliti.
Dibawah ini contoh perhitungan YPR
sebagai fungsi F dari spesies Nemipterus
marginatus dengan menggunakan parameter berikut ini:
K = 0.37 tahun Tc = 1 tahun to = -0.2 tahun
M = 1.1 tahun Tr = 0.4 tahun W¥ = 286 gram
Perhitungan
dimulai dengan menghitung:
S = exp[-0.37*(1.0 - 0.2)] = 0.6415
3S = 19244.3 S2 = 1.2344 S3
= 0.2636
M+K = 1.47 M+2K = 1.84 M+3K
= 2.21
exp[-M*(Tc-Tr)]* W¥ = exp[-1.1*(1.0-0.4)]*286 = 147.8
Dengan
demikian maka nilai-nilai tersebut dimasukan ke dalam persamaan YPR dari
Beverton dan Holt sebagai berikut:
YPR=F*147.8*[1/(F+1.1)+19244.3/(F+1.47)+1.2344/(F+1.84)+
0.2639/(F+2.21)]
Apabila F =
0.5 maka dengan memasukannya nilai tersebut ke dalam persamaan di atas maka
akan didapatkan YPR = 5.8 gram per rekrut. Dengan memasukan nilai F
(antara F=0 sampai F=6), maka akan
diperoleh berbagai hasil seperti tertera
pada Tabel 9.4, dan
Tabel 9.4.
YPR dan rataan biomassa dari Nemipterus
marginatus dari berbagai fungsi F
F
|
YPR
|
BPR
|
BPR sebagai % Bv
|
F
|
YPR
|
BPR
|
BPR sebagai % BV
|
0.0
|
0.00
|
22.4= Bv
|
100
|
1.3
|
7.66
|
5.9
|
26
|
0.1
|
1.92
|
19.2
|
86
|
1.5
|
7.79
|
5.2
|
23
|
0.2
|
3.33
|
16.7
|
75
|
1.7
|
7.86
|
4.6
|
21
|
0.3
|
4.38
|
14.6
|
65
|
1.9
|
7.90
|
4.2
|
19
|
0.4
|
5.18
|
13.0
|
58
|
2.1
|
7.92
|
3.8
|
17
|
0.5
|
5.79
|
11.6
|
52
|
2.3
F(MSY)
|
7.93
MSY/R
|
3.5
MSB/R
|
15
MSB/Bv
|
0.6
|
6.26
|
10.4
|
46
|
2.5
|
7.92
|
3.2
|
14
|
0.7
|
6.62
|
9.5
|
42
|
3.0
|
7.88
|
2.6
|
12
|
0.8
|
6.91
|
8.6
|
38
|
4.0
|
7.77
|
1.9
|
8
|
0.9
|
7.14
|
7.9
|
35
|
5.0
|
7.66
|
1.5
|
7
|
1.0
|
7.32
|
7.3
|
33
|
6.0
|
7.57
|
1.3
|
6
|
1.1
|
7.46
|
6.8
|
30
|
|
|
|
|
nilainya
akan dibuat grafik seperti terlihat pada Gambar
9.6.
Dari hasil perhitungan berbagai
nilai F maka didapatkan nilai F pada F = 2.3 dan memberikan nilai YPR maksimum.
Hasil tangkapan maksimum lestari per rekrut (MSY/R) = 7.9 gram. Mortalitas
penangkapan optimum (F optimum) secara biologi adalah: FMSY = 2.3
per tahun.
YPR
MSY/R
“growth
overfishing” 6
3
FMSY
0 2 4 6
Gambar 9.6
Kurva YPR dari Nemipterus marginatus
sebagai fungsi F
9.4. Model Biomassa Per Rekrut Beverton Dan Holt
Model ini
dikenal dengan BPR atau`B/R dimana
menyatakan rataan biomassa tahunan ikan-ikan sebagai fungsi mortalitas
penangkapan. Perhitungan dari model ini disarankan bersama-sama dengan YPR. Ada
hubungan antara YPR dan BPR (rataan biomassa) yaitu:
YPR
= F * `B/R
Dengan
demikian persamaan hasil tangkapan per rekrut dapat diturunkan rumus :
1
3S 3S2 S3
BPR = exp[-M*(Tc-Tr)*W¥ * --
- ----- +
----- - ------
Z
Z+K Z+2K Z+3K
Jika F = 0
maka nilai BPR disebut sebagai ”virgin biomass per recruit”, Bv/R, merupakan
biomassa stok yang belum dieksploitasi. Perhitungannya tertera pada Tabel 9.4.
9.5 Hasil Tangkapan Per Rekrut Dari Data Panjang
Adapun rumus dari YPR berbasis
panjang adalah:
1 3U 3U2 U3
YPR = F*A* W¥ * ---
- ----- +
----- - ------
Z
Z+K Z+2K Z+3K
dimana U = 1 - Lc/L¥ dan
parameter A didapat melalui:
A
= [(L¥ - Lc)/L¥ -Lr)]M/K
dimana Lc
dan Lr adalah panjang pertama kali tertangkap dan panjang pada rekrutmen,
sedangkan L¥ adalah
panjang asimtotik, M dan K merupakan mortalitas alami dan koefisien
pertumbuhan.
Seperti telah disinggung sedikit
tentang model Thompson dan Bell (1934) dalam
Sparre dan Venema (1998) akibat adanya perubahan dalam pola penangkapan,
merupakan model prediktif pertama jauh sebelum model Beverton dan Holt (1957).
Model Thompson dan Bell ini merupakan kebalikan dari model VPA dan analisis
kohort. Model ini digunakan untuk menduga pengaruh dari perubahan upaya
penangkapan terhadap hasil tangkapan di masa depan, sedangkan VPA dan analisis
kohort sebaliknya yaitu jumlah ikan yang seharusnya ada di laut. VPA dan
analisis kohort disebut model historis
atau retrospektif sedangkan Thompson
dan Bell disebut model prediktif.
Dalam perhitungannya model Thompson dan Bell ada yang berbasis umur dan panjang
memerlukan data masukan dan keluaran. Untuk lebih jelasnya anda dapat membaca
pada Sparre dan Venema (1998).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar