KLASIFIKASI
PANTAI
Ø LAUT
Lautan merupakan
suatu tempat pencarian bagi penduduk di Asia Tenggara yang telah berumur
berabad-abad lamanya, termasuk Indonesia yang termasuk Negara kepulauan dengan
puluhan ribu pulaunya. Sejak dahulu laut telah memberi manfaat bagi menusia
untuk digunakan sebagai sarana bepergian, perniagaan, perhubungan dari satu
tempat ke tempat lain.
Akhir-akhir ini
diketahui bahwa lautan mengandung banyak sumber-sumber alam (seperti sumber
makanan, sumber fisika, kimia, biologi, obat-obatan, kecantikan, dan bahkan
sumber energi) yang jumlahnya berlimpah-limpah. Sehingga laut merupakan salah
satu sumber kehidupan yang sangat penting bagi makhluk hidup. Sebagian besar
permukaan bumi tertutup oleh laut, yang meliputi perairan dari pantai sampai ke
dasar laut. Luas daratan di permukaan bumi kurang dari 30 %. Jadi perbandingan
antara luas laut dan daratan adalah 7 : 3.
Lapisan air (hidrosfer) ditinjau dari lokasinya dapat
dibedakan menjadi perairan darat dan perairan laut. Perairan darat merupakan
bagian dari hidrosfer dalam bentuk air tanah, sungai, danau, dan rawa,
sedangkan perairan laut sebagai bagian terbesar dari hidrosfer adalah dalam
bentuk samudera, laut, dan selat.
Ø Zona
Pesisir dan Laut
1. Zona Pesisir
Zona pesisir merupakan wilayah sepanjang pantai yang
masih dipengaruhi laut dan angin laut. Zona ini berbatasan dengan pantai. Pada
zona pantai terjadi gelombang sehingga gerakan air laut permukaan ini
mempengaruhi bentuk pantai.
Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang unik seperti
terdapat hutan mangrove, terumbu karang, pantai, gelombang pasang, dan pulau
penghalang yang semua ini hanya terdapat di daerah pesisir. Lingkungan pesisir adalah batas pertemuan antara darat
dan laut, dan daerah ini meliputi wilayah sekitar 8% permukaan bumi.
Pesisir dapat
dibedakan menjadi tiga bagian:
1. Foreshor,
adalah bagian pesisir muka pasang terendah sampai garis ketinggian muka air
pada waktu pasang.
2. Backshor,
adalah bagian pesisir mulai batas foreshore sampai garis pantai.
3. Offshore,
adalah lepas pantai.
2.
Pantai (shore)
Pada dasarnya perairan laut itu menyangkut dua hal, yaitu laut dan pantai.
Lautan merupakan wilayah air yang meliputi permukaan lautan, dalam lautan, dan
dasar lautan. Sedangkan pantai adalah suatu bentang daratan tempat pasang
surutnya air laut. Pantai adalah bagian dari daratan
yang berbatasan dengan laut yang berada di bawah pengaruh gelombang. Pantai
juga disebut daerah yang meliputi pesisir sampai daerah yang lebih jauh ke arah
daratan, tetapi batasnya kurang jelas.
Dengan demikian garis pantai selalu berubah tergantung dari pasang surut
air laut. Kawasan pantai dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
1.
Kawasan lepas pantai (offshore) yaitu daerah yang ada di luar
lintasan gelombang laut.
2.
Kawasan tepi laut depan
(foreshore) dibatasai dari zona
pasang rendah hingga pasang tinggi.
3.
Kawasan tepi laut
belakang (backshore) yaitu kawasan
yang tidak tergenang laut pada waktu pasang tinggi, tetapi hanya terbenam bila
ada gelombang atau pasang yang sangat besar.
Ø Klasifikasi
pantai
Bentang alam pantai dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan :
1. Genesa
(Johnson, 1919)
2. Pendekatan
genesa (Vallentine, 1951)
3. Faktor-faktor
pembentukannya (Shepard, 1948)
4. Adanya
gerak-gerak tektonik (Catton, 1952)
v
Menurut Johnson, pantai dapat
dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1.
Pantai yang Tenggelam (Shoreline of
submergence)
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman. Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air yang sekarang. Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan pantainya. Naik turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada jaman pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat besar. Selain itu, penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan. Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air laut. Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman. Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air yang sekarang. Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan pantainya. Naik turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada jaman pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat besar. Selain itu, penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan. Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air laut. Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:
a. Lembah sungai yang tenggelam
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
b. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es. Ciri khas dari bagian pantai yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai. Pantai fjords ini terbentuk apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya.
c. Bentuk pengendapan sungai
Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu
(1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang
berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut; (2) Dataran banjir, yaitu sungai
yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai mengalami
banjir;
(3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai
seperti segitiga, biasanya terdapat di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih
kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.
1. Bentuk pengendapan glasial
Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
2. Bentuk permukaan hasil diastrofisme
Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung menjadi pantai.
3. Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar
2.
Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)
Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:
Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:
a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
b. Terdapatnya teras-teras gelombang
Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air.
c. Terdapatnya gisik (beaches)
Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.
d. Terdapatnya laut terbuka
Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
e. Garis pantai yang lurus (straight shoreline)
Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.
3.
Pantai yang Netral (Neutral
shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
4.
Pantai Majemuk (Compound shorelines)
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.
v
Klasifikasi pantai menurut Johnson
(1919 Vide Thornbury, 1964), berdasarkan genesa dibagi menjadi 4 macam pantai
yaitu:
a. Pantai tenggelam (submergence
coast), pantai tenggelam (submergence coast) ini terjadi karena
tenggelamnya daratan atau naiknya muka air laut.
Cirri-ciri
pantai tenggelam:
-
Di muka pantai ada pulau
-
Garis pantai tidak teratur
-
Teluk dalam
-
Lembah-lembah turun
Contoh : Pantai Ria (terjadi
akibat erosi fluvial)
Pantai Fjord
(terjadi akibat glasiasi)
b. Pantai naik (emergence coast),
pantai ini terjadi akibat majunya garis pantai atau turunnya muka air
laut.Ciri-ciri pantai naik:
-
Di muka pantai terbentuk undak-undak pantai dan gosong pasir atau
tanggul-tanggul.
-
Garis pantai relatif lurus
-
Relief relatif rendah
c. Pantai netral, adalah pantai yang tidak
mengalami penenggelaman atau penurunan.
Ciri-ciri pantai netral:
-
Garis pantai relatif lurus
-
Pantai landai, ombak tidak besar
-
Kadang-kadang terbentuk delta, bila suplai material melimpah
Contoh: Pantai delta
Pantai
volkanik
Pantai terumbu koral
d. Pantai
campuran (compound)
Ciri-ciri pantai campuran:
-
Pantai menunjukan undak pantai
-
Lembah tenggelam, akibat turun dan naiknya muka air laut.
v
Klasifikasi pantai menurut
Vallentine (1951, Vide Thornbury, 1964) yang dibagi berdasarkan pendekatan
genesa dan adanya perubahan-perubahan pantai saat ini.
a. Pantai maju (prograding shore
line) kemungkinan dapat terjadi karena,
- Pantai naik (emergence coast),
yaitu pantai yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.
- Pantai karena pengendapan
dari laut (prograding).
Akibat organisme, terbentuk pantai koral
atau pantai bakau.
Akibat bukan organisme, misal
pengendapan oleh laut atau tanggul-tanggul pantai (off shore bar) dan lagoon.
Akibat pengendapan fluvial,
misalnya : Pantai delta
Pantai
dataran alluvial
b. Pantai mundur
(retrograding shore line) kemungkinan dapat terjadi karena,
- Pantai yang tenggelam
Pantai yang mengalmi erosi glasial
atau erosi topografi, lama-lama menjadi turun, contohnya: Pantai Fjord di
daerah Boothbay Maine.
Pantai yang menggalami erosi fluvial, berupa
pantai pegunungan perlipatan tua, contohnya: Pantai Ria di New Zealand.
- Pantai
yang mengalami abrasi gelombang atau ombak (retrograding), tebing mundur
karena pukulan ombak (cliff borered), contohnya: Pantai Cliff Kapur di
Bitling Gap (England).
v Klasifikasi
pantai menurut Shepard (1948) dibagi berdasarkan faktor-faktor pembentuknya,
berdasarkan pendekatan secara genesa atau perbedaan bentuk-bentuk awal (initial)
dan juga bentuk-bentuk berikutnya (subquential).
a. Pantai primer,
stadia muda
b. Pantai sekunder,
stadia dewasa
a. Pantai
primer, stadia muda ini dihasilkan oleh proses bukan asal laut (nonmarine
agencies).
- Bentuk pantai yang tenggelam karena erosi dari
daratan oleh sungai (glasial).
Pantai erosi fluvial yang tenggelam (Pantai Ria).
Pantai karena tenggelamnya lembah glacial (Pantai Frojd).
-
Pantai yang terbentuk oleh endapan asal darat.
Pantai hasil pengendapan fluvial.
Pantai pengendapan glasial, sebagai morena yang tenggelam.
Pantai maju karena pengendapan angin (prograding sand dunes).
Pantai yang terbentuk oleh meluasnya tumbuh-tumbuhan pada pantai (mangrove).
-
Pantai akibat aktivitas volkanik
Pantai yang dipengaruhi oleh
aliran lava masa kini (recent lava flow), contoh: di sekitar Kepulauan
Hawaii.
Pantai
amblesan volkanik dan pantai kaldera, contoh: Pantai yang terbentuk oleh batuan
vulkanik di Keanae, Hawaii.
-
Pantai yang terbentuk karena diastropisme atau tektonik yang bekerja.
Pantai yang terbentuk oleh tebing patahan atau
gawir, pantai lurus dan dalam.
Pantai yang terbentuk oleh
perlipatan. Bila pantai sejajar sumbu lipatan, terbentuk tebing pantai yang
curam.
b. Pantai sekunder, dengan
stadia dewasa yang dihasilkan oleh proses asal laut (marine agencies).
- Bentuk pantai lurus, karena
erosi gelombang.
Pantai terjal lurus karena
erosi geolombang, dengan ciri-ciri: batuan homogen dan dijumpai suatu dataran (wave
cut bench).
Pantai yang berliku-liku, karena
erosi gelombang, dengan ciri-ciri: batuan tidak homogen dan ada teluk-teluk
kecil.
- Bentuk pantai karena
pengendapan laut.
Pantai yang lurus karena
pengendapan gosong pasir atau bar yang memotong teluk dengan ciri-ciri:
kemiringan kecil dan ombak cukup besar.
Pantai maju karena pengendapan laut dengan
ciri-ciri: kemiringan cukup besar, ombak sangat kuat, daerah laut terbuka,
contohnya: daerah Pantai Parangtritis.
Pantai dengan
gosong pasir lepas pantai (off shore bar and long shore spits),
merupakan pantai yang terbentuk oleh sedimen-sedimen yang diendapkan arus dan
ombak di sepanjang pantai dengan ciri-ciri: daerahnya berrelief datar, slope
terhadap laut landai, ada teluk, laguna (off shore bar/spits)
Pantai terumbu koral
·
Terumbu tepi laut (fringing reef),
terdapat di pantai, tertambat di daratan, bentuk seperti sabuk dan mempunyai
lebar beberapa feet.
·
Terumbu penghalang (barier reef),
terdapat di lepas pantai (off shore) yang dipisahkan dari daratan oleh
laguna lebar 1/2-10 mil. Contoh terbesar Great Barrier Reer di pantai Utara
Australia.
·
Terumbu cincin (atoll),
bentuknya seperti cincin yang mengurung laguna.
v Klasifikasi
pantai menurut Cotton (1952 Vide Bloom, 1979), dengan dasar pembagian
gerakan-gerakan tektonik yang terjadi.
a. Daerah pantai stabil, dipengaruhi
oleh peneggelam daratan masa kini (recent submergence).
b. Daerah pantai yang labil atau
mobil, dipengaruhi oleh adanya pengangkatan atau penurunan daratan masa kini.
Contohnya: Pantai lipatan
Pantai patahan
Pantai – Pengangkatan daratan masa
kini – Penurunan muka laut
DAFTAR PUSTAKA
Ø image:http://sterilthunder.files.wordpress.com/2010/07/pangandaran1.jpg
Ø Sumber:Bird,
E.C.F. 1970. Coast and introduction to systematic geomorphology. Vol. 4.
Cambridge, London: 248 pp.
Ø Lobeck, AK.
(1939), Geomorphology, An Introduction to the study of Lanscape, New York and
terima kasih ilmunya
BalasHapusterima kasih,sangat bermanfaat
BalasHapus