Kamis, 30 Oktober 2014

mengidentifikasi untuk mengenal dan mengetahui bagian – bagian dari Filum Molluska pada kelas Gastropoda



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  LATAR BELAKANG

Molluska adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya.
Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Cephalopoda. Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal.
Molluska memperlihatkan keanekaragaman yang besar dalam struktur dan kebiasaan hidupnya. Molluska menempati semua lingkungan laut, mulai dari zona terhempas ombak di perairan berbatu sampai ke celah hidrotermal laut dalam. Secar praktis, molluska tahan hidup denganm tiap tipe makanan. Walau beragam, sebagian besar molluska tergolong ke salah satu dari tiga kelompok besar, yaitu Gastropoda, Bivalvia, dan Chepalopoda.
Kelas Gastropoda yang dikenal sebagai siput atau keong, adalah kelompok paling besar dari molluska, terdapat lebih dari 60.000 spesies hidup dan 15.000 spesies fosil yang sebagian besar hidup di laut tetapi ada juga ada yang hidup di darat dan perairan tawar. Gastropoda yang berarti berkaki perut dapat digambarkan sebagai suatu massa organ – organ vital yang berpilin, ditutupi dibagian atasoleh cangkang. Cangkang ini menutupi kaki yang merangkak di bagian ventral dan biasanya berpilin. Cangkang gastropoda ada terdiri dari  4 lapisan paling luar adalah periostrakum, yang merupakan lapisan tipis terdira dari bahan protein sperti zat tanduk, di sebut conchiolin atau conchin. Pada lapisan ini terdapat endapan pigmen beraneka warna, yang menjadikan banyak cangkang siput terutama spesies laut sangat indah warnanya, kuning, hijau cemerlang dengan bercak-bercak merah atau garis-garis cerah. Jenis air tawar umumnya berwarna kusam. Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula). Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.
Pernafasan bagi Gastropoda yang hidup di darat menggunakan paru-paru, sedangkan Gastropoda yang hidup di air, bernafas dengan insang.Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh. Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak (ganglion cerebral), ganglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan ganglion kaki (pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal, sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh bagian tubuh. Di dalam ganglion pedal terdapat statosit (statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata).
Kelas Bivalvia adalah molluska akuatik yang menempatkan suatu simetri bilateral yang mendasar. Cirri-ciri cangkangya adalah, terdiri atas dua katup (valves) berkapur, terletak pada sisi kanan dan kiri tubuhnya. Kedua katup cembung setara, namun bisa berbeda dalam ukuran dan bentuk sebagai akibat perubahan dari simetri bilateral. Yang tergolong kelas bivalvia adalah kerang, kerang hijau, tiram, dan molluska lain yang semacam. Tubuh bivalvia pipih kearah samping dan terbungkus oleh katup ganda. Kepala amat kecil dan tak ada radula. Insang yang melebar dan berlapis digunakan untuk mengambil oksigen dan untuk menyaring berbagai partikel makanan yang kecil dari dalam air. Katup- katup tertaut sepanjang suatu tonjolan pada tepi sisi dorsal yang dinamakan engsel, dan dihubungkan oleh suatu struktur elastis dan sedikit berkapur, yang dinamakan ligament. Oleh gerakan ligament, kedua katup cenderung membuka sepanjang tepi-tepi anterior, posterior, dan terutama tepi ventral. Kedua katup tertutup oleh tarikan dari 1 atau 2 (kadang-kadang 3) otot adductor. Otot-otot ini tertempel ke sisi sebelah dalam katup, dan bekas penempelan tersebut dinamakan adductor muscle scars. Ciri – ciri cangkang bivalvia Umbo adalah bagian katup yang pertama terbetuk, biasanya di atas engsel. Garis pallial adalah suatu garis dekat tepi bagian dalam katup, menandakan bekas penempelan otot yang memukinkan siphon ditarik masuk ke dalam cangkang.
Cangkok terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
a.         Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai pelindung.
b.         Lapisan prismatik, tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma.
c.         Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus

 1.2.  TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai proses mengidentifikasi untuk mengenal dan mengetahui bagian – bagian dari Filum Molluska pada kelas Gastropoda dan Bivalvia dengan cara mengindentifikasi, mengamati, beberapa jenis dari kedua kelas tersebut di samping sebagai praktikum dari mata kuliah “Avertebrata air” pada program studi MSP Semester III Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon, Juga sebagai bahan pembelajaran nantinya.
 
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1. ALAT DAN BAHAN

  1. ALAT
1.      Kaca pembesar
2.      Mistar
3.      Pensil / pena
4.      Penghapus

  1. BAHAN
1.      Cangkang Gastropoda ( Volema myristica )
2.      Cangkang Bivalvia ( Polisomeda erosa )
3.      Kertas Sampel untuk masing – masing jenis.

2.2. CARA KERJA

1. Bivalvia ( Polisomeda erosa )
Pertama – tama ambil cangkang bivalvia yang telah disediakan, kemudian lakukan pengamatan terhadap cangkang bivalvia yang telah tersedia, tulis nama ilmiahnya serta nama umumnya, setelah itu gambar cangkang bivalvia tersebut di lihat dari dorsal dan ventral serta tulis bagian – bagiannya, kemudian mengukur panjang, tinggi, tebal dari cangkang bivalvia tersebut.

2. Gastropoda ( Volema myristica )
Ambil cangkang gastropoda yang telah disediakan, kemudian lakukan pengamatan terhadap cangkang gastropoda yang telah tersedia, tulis nama ilmiahnya serta nama umumnya, setelah itu gambar cangkang gastropoda tersebut di lihat dari dorsal dan ventral serta tulis bagian – bagiannya, kemudian ukur panjang dan lebar dari cangkang gastropoda jenis Volema myristica tersebut.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
 
3.2. PEMBAHASAN DESKRIPSI MASING – MASING JENIS
1. Volema myristica
Klasifikasi :
- Kingdom       : Animalia
- Filum             : Mollusca
- Kelas             : Gastropoda
- Ordo                         : Neogastropoda
- Famili            : Melongenidae
- Genus            : Volema
- Spesies          :  Volema myristica

Spesies ini bernafas dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang. Sementara itu antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
Sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.

  2. Polisomeda erosa ( kerang kepah )
Klasifikasi :    
- Kingdom       : Animalia
- Filum             : Mollusca
- Kelas             : Bivalvia
- Ordo                         : Veroida
- Famili            : Corbiludae
- Genus            : Polymesoda
- Spesies          : Polymesoda erosa

Spesies ini banyak dijumpai didaerah Indo-Pasifik. Kerang kepah secara umum disebut Geloina erosa dan mempunyai nama taxon Polymesoda erosa. Secara morfologi kerang kepah mempunyai bentuk cangkang seperti piring atau cawan yang terdiri dari dua katub yang bilateral simetris, pipih pada bagian pinggirnya dan cembung pada bagian tengah cangkang, bentuk cangkang yang equivalve atau berbentuk segitiga yang membulat, tebal, flexure jelas mulai dari umbo sampai dengan tepi posterior. kedua katub dihubungkan oleh hinge ligamen dan dengan bantuan otot aduktor berfungsi untuk membuka atau menutup cangkang. Secara morfologis cangkang berfungsi untuk melindungi organ tubuh bagian dalam yang lunak dari serangan predator dan faktor lingkungan yang lain. Sedang fungsi lainnya adalah untuk mengatur aliran air secara tetap melalui insang untuk pertukaran udara dan pengumpulan makanan.
Kerang kepah termasuk salah satu jenis kerang yang hidup di dalam lumpur pada daerah estuaria, di hutan mangrove air payau dan di sungai-sungai besar. Umumnya kerang kepah hidup pada substrat yang berlumpur dan substratnya mengandung 80 – 90% pasir kasar berdiameter lebih dari 40 mikrometer. Substrat bersifat asam dengan pH antara 5,35 – 6,40 serta bergaram. Kerang kepah umumnya terdapat pada zona infralitoral dan sicalitoral pada daerah beriklim sedang dan daerah trofis.
 Distribusi pada sebagian besar bivalvia dipengaruhi oleh fase kehidupannya. Pada saat terjadi pemijahan, ovarium dan sperma dilepas ke air dan terjadi fertilisasi yang berkembang menjadi zigot. Selanjutnya zigot berkembang menjadi larva trochopore bersilia dan kemudian menjadi larva veliger. Setelah menjadi masa larva yang berenang di kolom air, larva ini tenggelam kedasar perairan menjadi bivalvia muda dan menetap sampai dewasa. Pada waktu perairan surut, kerang kepah dapat dilihat membenamkan diri kedalam substrat di sela-sela akar mangrove ataupun di dalam lubang-lubang rumah kepiting.
 

BAB IV
P E N U T U P

4.1 KESIMPULAN
Polisomeda erosa (Kerang kepah) termasuk salah satu jenis kerang yang hidup di dalam lumpur pada d aerah estuaria, di hutan mangrove air payau dan di sungai-sungai besar. Umumnya kerang kepah hidup pada substrat yang berlumpur dan substratnya mengandung 80 – 90% pasir kasar berdiameter lebih dari 40 mikrometer. Substrat bersifat asam dengan pH antara 5,35 – 6,40 serta bergaram. Kerang kepah umumnya terdapat pada zona infralitoral dan sicalitoral pada daerah beriklim sedang dan daerah trofis. Spesies ini banyak dijumpai didaerah Indo-Pasifik. Kerang kepah secara umum disebut Geloina erosa dan mempunyai nama taxon Polymesoda erosa.
Volema myristica terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.Spesies ini mempunyai dua cangkok yang dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkok ini berfungsi untuk melindungi tubuh. Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis. Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot. Fungsi kaki untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir.

4.2. SARAN
Disamping memiliki peranan penting dalam ekosistem perairan Polisomeda erosa (Kerang kepah) dan Volema myristica bisa dimanfaatkan untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula yang suka mengumpulkan berbagai macam cangkang Mollusca ini untuk koleksi atau perhiasan. Bahkan ada cangkang Mollusca ini yang digunakan untuk bahan mainan, Di samping menguntungkan dan memiliki nilai komoditi oleh karena itu, kita harus menjaga dan melestarikan_nya.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar