BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Molluska adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini
tripoblastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat
menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi
sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram,
siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok,
seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki
struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk
setiap kelasnya.
Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang
mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga
mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang
baik. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali
kelas Cephalopoda. Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau
“paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal.
Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion
visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf
longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan
internal atau eksternal.
Molluska memperlihatkan keanekaragaman yang besar dalam struktur dan
kebiasaan hidupnya. Molluska menempati semua lingkungan laut, mulai dari zona
terhempas ombak di perairan berbatu sampai ke celah hidrotermal laut dalam.
Secar praktis, molluska tahan hidup denganm tiap tipe makanan. Walau beragam,
sebagian besar molluska tergolong ke salah satu dari tiga kelompok besar, yaitu
Gastropoda, Bivalvia, dan Chepalopoda.
Kelas Gastropoda yang dikenal
sebagai siput atau keong, adalah kelompok paling besar dari molluska, terdapat
lebih dari 60.000 spesies hidup dan 15.000 spesies fosil yang sebagian besar
hidup di laut tetapi ada juga ada yang hidup di darat dan perairan tawar.
Gastropoda yang berarti berkaki perut dapat digambarkan sebagai suatu massa organ – organ vital
yang berpilin, ditutupi dibagian atasoleh cangkang. Cangkang ini menutupi kaki
yang merangkak di bagian ventral dan biasanya berpilin. Cangkang gastropoda ada
terdiri dari 4 lapisan paling luar
adalah periostrakum, yang merupakan lapisan tipis terdira dari bahan protein
sperti zat tanduk, di sebut conchiolin atau conchin. Pada lapisan ini terdapat
endapan pigmen beraneka warna, yang menjadikan banyak cangkang siput terutama
spesies laut sangat indah warnanya, kuning, hijau cemerlang dengan
bercak-bercak merah atau garis-garis cerah. Jenis air tawar umumnya berwarna
kusam. Sebagian besar Gastropoda
mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk
tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya
simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga
sering disebut siput telanjang (vaginula). Hewan ini terdapat di laut dan ada
pula yang hidup di darat.
Pernafasan bagi Gastropoda yang hidup di darat menggunakan paru-paru,
sedangkan Gastropoda yang hidup di air, bernafas dengan insang.Alat ekskresi berupa
sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam
rongga mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah terbuka.
Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga
tubuh. Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak
(ganglion cerebral), ganglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan
ganglion kaki (pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf
longitudinal, sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf
transversal ke seluruh bagian tubuh. Di dalam ganglion pedal terdapat statosit
(statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Gastropoda
mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes.
Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan
autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica),
siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput
perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata).
Kelas Bivalvia adalah molluska
akuatik yang menempatkan suatu simetri bilateral yang mendasar. Cirri-ciri
cangkangya adalah, terdiri atas dua katup (valves) berkapur, terletak pada sisi
kanan dan kiri tubuhnya. Kedua katup cembung setara, namun bisa berbeda dalam
ukuran dan bentuk sebagai akibat perubahan dari simetri bilateral. Yang
tergolong kelas bivalvia adalah kerang, kerang hijau, tiram, dan molluska lain
yang semacam. Tubuh bivalvia pipih kearah samping dan terbungkus oleh katup
ganda. Kepala amat kecil dan tak ada radula. Insang yang melebar dan berlapis
digunakan untuk mengambil oksigen dan untuk menyaring berbagai partikel makanan
yang kecil dari dalam air. Katup- katup tertaut sepanjang suatu tonjolan pada
tepi sisi dorsal yang dinamakan engsel, dan dihubungkan oleh suatu struktur
elastis dan sedikit berkapur, yang dinamakan ligament. Oleh gerakan ligament, kedua katup cenderung membuka
sepanjang tepi-tepi anterior, posterior, dan terutama tepi ventral. Kedua katup
tertutup oleh tarikan dari 1 atau 2 (kadang-kadang 3) otot adductor. Otot-otot ini tertempel ke sisi sebelah dalam katup,
dan bekas penempelan tersebut dinamakan adductor
muscle scars. Ciri – ciri cangkang bivalvia
Umbo adalah bagian katup yang pertama terbetuk, biasanya di atas engsel. Garis
pallial adalah suatu garis dekat tepi bagian dalam katup, menandakan bekas
penempelan otot yang memukinkan siphon ditarik masuk ke dalam cangkang.
Cangkok terdiri
dari tiga lapisan, yaitu :
a. Periostrakum
adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai pelindung.
b. Lapisan prismatik, tersusun dari
kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma.
c. Lapisan
nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit
(karbonat) yang tipis dan paralel.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan
akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan
saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah
hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll.
Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati.
Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai proses mengidentifikasi untuk
mengenal dan mengetahui bagian – bagian dari Filum Molluska pada kelas
Gastropoda dan Bivalvia dengan cara mengindentifikasi, mengamati, beberapa
jenis dari kedua kelas tersebut di samping sebagai praktikum dari mata kuliah
“Avertebrata air” pada program studi MSP Semester III Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon, Juga sebagai bahan pembelajaran
nantinya.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1. ALAT DAN BAHAN
- ALAT
1.
Kaca pembesar
2.
Mistar
3.
Pensil / pena
4.
Penghapus
- BAHAN
1.
Cangkang Gastropoda (
Volema myristica )
2.
Cangkang Bivalvia (
Polisomeda erosa )
3.
Kertas Sampel untuk masing – masing jenis.
2.2. CARA KERJA
1. Bivalvia ( Polisomeda erosa )
Pertama – tama ambil cangkang bivalvia yang telah
disediakan, kemudian lakukan pengamatan terhadap cangkang bivalvia yang telah
tersedia, tulis nama ilmiahnya serta nama umumnya, setelah itu gambar cangkang
bivalvia tersebut di lihat dari dorsal dan ventral serta tulis bagian –
bagiannya, kemudian mengukur panjang, tinggi, tebal dari cangkang bivalvia
tersebut.
2. Gastropoda ( Volema myristica )
Ambil cangkang gastropoda yang telah disediakan,
kemudian lakukan pengamatan terhadap cangkang gastropoda yang telah tersedia,
tulis nama ilmiahnya serta nama umumnya, setelah itu gambar cangkang gastropoda
tersebut di lihat dari dorsal dan ventral serta tulis bagian – bagiannya,
kemudian ukur panjang dan lebar dari cangkang gastropoda jenis Volema myristica tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2. PEMBAHASAN DESKRIPSI MASING – MASING
JENIS
1. Volema myristica
Klasifikasi :
- Kingdom : Animalia
- Filum : Mollusca
- Kelas : Gastropoda
- Ordo :
Neogastropoda
- Famili : Melongenidae
- Genus : Volema
- Spesies : Volema myristica
Spesies ini bernafas dengan dua buah insang dan bagian
mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung
batang insang. Sementara itu antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel.
Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air. Sistem pencernaan dimulai dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini
terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan
makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam
perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan
bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
Sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk
ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang
dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva
glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula
yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan
sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan
membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
2. Polisomeda erosa ( kerang kepah )
Klasifikasi
:
- Kingdom : Animalia
- Filum : Mollusca
- Kelas : Bivalvia
- Ordo :
Veroida
- Famili : Corbiludae
- Genus : Polymesoda
- Spesies : Polymesoda
erosa
Spesies ini banyak dijumpai didaerah Indo-Pasifik. Kerang kepah secara
umum disebut Geloina erosa dan mempunyai nama taxon Polymesoda erosa. Secara
morfologi kerang kepah mempunyai bentuk cangkang seperti piring atau cawan yang
terdiri dari dua katub yang bilateral simetris, pipih pada bagian pinggirnya
dan cembung pada bagian tengah cangkang, bentuk cangkang yang equivalve atau
berbentuk segitiga yang membulat, tebal, flexure jelas mulai dari umbo sampai
dengan tepi posterior. kedua katub dihubungkan oleh hinge ligamen dan dengan
bantuan otot aduktor berfungsi untuk membuka atau menutup cangkang. Secara
morfologis cangkang berfungsi untuk melindungi organ tubuh bagian dalam yang
lunak dari serangan predator dan faktor lingkungan yang lain. Sedang fungsi
lainnya adalah untuk mengatur aliran air secara tetap melalui insang untuk
pertukaran udara dan pengumpulan makanan.
Kerang kepah termasuk salah satu jenis kerang yang hidup di dalam lumpur
pada daerah estuaria, di hutan mangrove air payau dan di sungai-sungai besar.
Umumnya kerang kepah hidup pada substrat yang berlumpur dan substratnya
mengandung 80 – 90% pasir kasar berdiameter lebih dari 40 mikrometer. Substrat
bersifat asam dengan pH antara 5,35 – 6,40 serta bergaram. Kerang kepah umumnya
terdapat pada zona infralitoral dan sicalitoral pada daerah beriklim sedang dan
daerah trofis.
Distribusi pada sebagian besar
bivalvia dipengaruhi oleh fase kehidupannya. Pada saat terjadi pemijahan,
ovarium dan sperma dilepas ke air dan terjadi fertilisasi yang berkembang
menjadi zigot. Selanjutnya zigot berkembang menjadi larva trochopore bersilia
dan kemudian menjadi larva veliger. Setelah menjadi masa larva yang berenang di
kolom air, larva ini tenggelam kedasar perairan menjadi bivalvia muda dan
menetap sampai dewasa. Pada waktu perairan surut, kerang kepah dapat dilihat membenamkan
diri kedalam substrat di sela-sela akar mangrove ataupun di dalam lubang-lubang
rumah kepiting.
BAB IV
P E N U T U P
4.1 KESIMPULAN
Polisomeda erosa (Kerang kepah)
termasuk salah satu jenis kerang yang hidup di dalam lumpur pada d aerah estuaria, di
hutan mangrove air payau dan di sungai-sungai besar. Umumnya kerang kepah hidup
pada substrat yang berlumpur dan substratnya mengandung 80 – 90% pasir kasar
berdiameter lebih dari 40 mikrometer. Substrat bersifat asam dengan pH antara
5,35 – 6,40 serta bergaram. Kerang kepah umumnya terdapat pada zona
infralitoral dan sicalitoral pada daerah beriklim sedang dan daerah trofis. Spesies
ini banyak dijumpai didaerah Indo-Pasifik. Kerang kepah secara umum disebut
Geloina erosa dan mempunyai nama taxon Polymesoda erosa.
Volema myristica terdapat di laut dan ada pula yang
hidup di darat.Spesies ini mempunyai dua cangkok yang dapat membuka dan menutup
dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkok ini berfungsi untuk
melindungi tubuh. Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis.
Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot. Fungsi kaki untuk merayap dan
menggali lumpur atau pasir.
4.2. SARAN
Disamping memiliki peranan penting dalam ekosistem perairan Polisomeda erosa (Kerang kepah) dan Volema myristica bisa dimanfaatkan untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita,
atau dibuat kancing. Ada
pula yang suka mengumpulkan berbagai macam cangkang Mollusca ini untuk koleksi
atau perhiasan. Bahkan ada cangkang Mollusca ini yang digunakan untuk bahan
mainan, Di samping menguntungkan dan memiliki nilai komoditi oleh karena itu,
kita harus menjaga dan melestarikan_nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar